15 Contoh Naskah Drama Singkat dengan Berbagai Tema

contoh naskah drama

Sedang mencari referensi naskah drama untuk tugas sekolah atau pementasan? Yuk, simak contoh naskah drama berikut, ada berbagai tema, lho!

Pernahkah kamu menonton drama saat di sekolah atau sebuah acara? Atau justru kamu pernah bermain drama? Dalam drama, setiap tokoh memiliki dialog sesuai naskah yang sudah dibuat sebelumnya. Dialog ini membuat tokoh saling berinteraksi dan membuat penonton paham akan jalan cerita yang ingin disampaikan. Seperti apa, sih naskah drama itu? Yuk, simak contoh naskah drama dengan beragam tema berikut!

 

Pengertian Drama 

Sebelum masuk ke contohnya, kita ingat-ingat lagi pengertian drama. Istilah drama berasal dari bahasa Yunani yaitu draomai yang artinya berbuat atau bertindak. Menurut KBBI, drama adalah kisah atau cerita yang melibatkan konflik atau emosi, dan disusun khusus untuk pertunjukan teater. Drama sudah ada sejak 335 masehi, sejak zaman Aristoteles, lho. Tapi, sampai hari ini, drama masih menjadi karya seni yang diminati banyak orang. 

Drama diperankan oleh seseorang yang biasa kita sebut aktor atau aktris. Tokoh atau pemeran ini akan melakukan tindakan sesuai dialog atau naskah drama. Contoh drama tradisional di Indonesia adalah lenong, ketoprak, wayang orang, ludruk, randai, dan lainnya. 

Baca juga: Contoh Teks Drama beserta Unsur, Ciri, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan

 

Unsur-Unsur Drama

Drama memiliki dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut penjelasannya: 

1. Unsur Intrinsik 

Unsur intrinsik adalah unsur yang berada dalam sebuah drama. Berikut adalah unsur intrinsik drama: 

  • Tokoh dan penokohan, karakter dalam drama. 
  • Latar (setting), gambaran tempat, situasi, dan waktu dalam drama. 
  • Alur atau plot, yaitu susunan cerita dari awal sampai akhir. 
  • Tema, ide pokok dalam cerita drama.  
  • Amanat, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton melalui cerita drama. 
  • Dialog, percakapan antar tokoh. 
  • Babak, bagian dari lakon drama, biasanya dalam satu drama ada beberapa babak. 
  • Konflik, pertentangan dalam drama, biasanya berupa masalah. 

 

2. Unsur Ekstrinsik 

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar drama, tapi memiliki peran dalam drama tersebut, seperti berikut: 

  • Biografi atau riwayat hidup pengarang naskah drama
  • Falsafah hidup pengarang naskah drama
  • Unsur sosial budaya masyarakat yang menjadi inspirasi pembuatan teks drama. 

 

Baca juga: Contoh Cerita Fabel Bahasa Indonesia dan Inggris Singkat

 

Struktur Naskah Drama

 

Contoh Naskah Drama Singkat Berbagai Tema

Berikut adalah beberapa contoh naskah drama pendek dengan berbagai tema:

1. Contoh Naskah Drama Tema Keluarga 

Pilihan Anak 

Ari sudah memasuki kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan melanjutkan kuliah. Suatu sore, Ari berbincang-bincang dengan ayah, ibu, dan neneknya di ruang tamu. Mereka menanyakan keputusan Ari untuk memilih jurusan kuliah. Baik sang ayah dan ibu Ari ternyata memiliki pilihan jurusan masing-masing dan tak mau memperhatikan keinginan Ari pribadi.

Ayah: “Jadi, sudah kamu pikirkan masak-masak kamu mau melanjutkan kuliah di jurusan apa?”

Ari: “Sudah, Yah.”

Ibu: “Jadi, kamu mau kuliah jurusan apa, Nak?” (datang ke ruang tamu sambil menghidangkan teh untuk ayah dan nenek Ari).

Ari: “Ari inginnya kuliah jurusan seni.”

Ayah: “Apa? Kamu ingin kuliah seni? Mau jadi apa nanti kamu setelah lulus kuliah?”

Ibu: “Iya, kamu mau kerja apa setelah lulus nanti? Kuliah itu jangan cuma cari senangnya saja. Perhatikan juga masa depan kamu nantinya.”

Nenek: “Kenapa kok Ari ingin kuliah jurusan seni?”

Ari: “Ari ingin mengembangkan bakat Ari jadi pelukis, Nek.”

Ibu: “Itu kan bisa kamu lakukan tanpa harus kuliah. Kamu bisa sering melukis sambil kuliah jurusan yang lain” (menampakan wajah kesal).

Ayah: “Benar kata ibu kamu. Dengarkan itu Ari! Ayah tak mau membiayai kuliah kamu jika kamu memilih jurusan seni. Ayah maunya kamu kuliah jurusan ekonomi.”

Ari: “Tapi, Yah?…”

Ibu: (memotong kata-kata Ari) “Sudah, Ibu juga maunya kamu nanti setelah kuliah bisa bekerja di kantor. Lihat sekarang ini, mana ada pelukis yang hidupnya sejahtera?”

Nenek: “Ayah dan Ibu kamu memang ada benarnya Ari. Pikirkan lagi masak-masak. Jangan sampai kamu menyesal. Soal bakat, kamu bisa mengasahnya di luar jurusan kuliah.”

Ayah: “Nah, itu dia. Nanti kan kamu bisa ikut kegiatan kampus yang bertema seni.”

Ari: “Baik ayah, akan Ari pikirkan lagi nanti” (menunduk lesu sambil merenung).

Baca juga: Jurusan Seni Tari: Mata Kuliah dan Prospek Kerja

 

2. Contoh Naskah Drama tentang Masa Depan 

Impian Masa Depan 

Suatu ketika, empat orang sahabat sedang berkumpul untuk membicarakan mengenai rencana mereka di masa depan. Mereka terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius.

Toni: “Nanti kalau kalian misalnya dihadapkan dua pilihan, kerja di perusahaan besar, tapi gajinya kecil, atau kerja di perusahaan kecil, tapi gajinya besar. Kalian lebih pilih yang mana?”

Linda: “Yaa kalau aku pilih yang di perusahaan kecil, tapi gajinya besar.”

Norman: “Aku tak setuju! Lebih baik di perusahaan besar, ya, walaupun gajinya kecil. Kalau kita bekerja di perusahaan besar, masa depan kita lebih terjamin pastinya.”

Toni: “Kalau kamu bagaimana, Am?”

Ami: “Kalau aku sih yang penting potensi kedepannya baik. Tak apa-apa sementara gaji kecil, tapi asalkan nanti kedepannya bisa cukup menjanjikan bagiku.”

Toni: “Itu artinya kamu memilih bekerja di perusahaan besar daripada perusahaan kecil kan?” (sambil menunjuk Ami).

Ami: “Iya benar!”

Norman: “Kalau kamu sendiri Ton?”

Toni: “Ya kalau aku kurang lebih sama dengan pilihan Ami. Kita kan lihat keberlanjutan nantinya di masa depan. Kalau gaji kita besar, tapi tidak ada keberlanjutan jenjang kariernya, buat apa juga?” (menengadahkan tangan sambil menggelengkan kepala).

Norman: “Iya benar juga sih kata kamu. Paling penting itu jenjang karier masa depan nanti.”

Linda: “Iya sepertinya sih pilihan yang paling tepat ya memikirkan efek jangka panjangnya. Buat apa gaji besar tapi hanya sementara. Lagi pula, perusahaan kecil juga lebih rawan bangkrut kan?”

Ami: “Oke, sekarang kan kita sudah tahu apa efek memilih pekerjaan kedepannya. Jadi nanti waktu kita melamar kerja setelah lulus, kita harus pertimbangkan dulu untung ruginya buat masa depan kita.”

Norman dan Toni: “Siippp!”

 

3. Contoh Naskah Drama tentang Pendidikan dan Persahabatan

Persahabatan Mengalahkan Keburukan

Ruangan kelas terasa sangat dingin dan tegang, karena bertepatan dengan momen ujian semester sekolah. Andi dan Bani duduk sebangku, kemudian ada Siti dan Dina duduk sebangku di depannya, sedangkan Bidu duduk sendiri di samping Bani.

Saat itu, matematika adalah mata pelajaran yang sedang diujikan. Semua murid pun tampak kebingungan dan kewalahan saat melihat soalnya. Sehingga, terjadilah percakapan antara para sekawan, Andi, Bani, Bidu, Siti dan Dina. 

Bani: “Dina, aku mau minta jawaban dari soal nomor 6 dan 7 dong!” 

Dina: “B dan D” 

Siti: Kalau nomor 11, 12, dan 13 jawabannya apa Ban?” 

Bani: “11 A, 12 D, nomor 13 aku belum nih”

Andi: “Husssttt… jangan kenceng-kenceng nanti guru dengar lho” 

Siti: “Soalnya susah sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan nih” 

Kemudian mereka berempat pun memutuskan untuk saling contek menyontek. Namun, tidak dengan di Bidu. Bidu malah terlihat tenang dan mengerjakan soal ujiannya sendiri tanpa bergabung untuk menyontek. 

Bani: “Bid, kamu udah selesai jawab soal?” 

Bidu: “Belum, masih 2 soal lagi” 

Bani: “Aku mau minta jawaban nomor 16 sampai 20 Bid!” 

Bidu: “Nggak bisa, Ban” 

Bani: “Lah kenapa? Kita kan sahabat, harus kerja sama” 

Dina: “Iya Bidu, kita harus kerja sama” 

Andi: “Iya, kamu kan paling pintar di sini Bid” 

Bidu: “Tapi bukan kerja sama yang seperti ini harusnya” 

Siti: “Kenapa emangnya? Cuma beberapa soal doang!” 

Bidu: “Menyontek atau memberi contekan itu hal buruk sama dengan dosa. Aku tidak mau menyontek karena dosa, ataupun memberi contekan ke kalian. Aku minta maaf ya” 

Siti: “Tapi saat ini mendesak Bid” 

Dina: “Ya Bidu, bantu kami” 

Bidu: “Tidak, maaf” 

Andi: “Ya sudah, biarkan. Uruslah urusanmu sendiri Bid dan kami akan urus urusan kami sendiri” (Marah dan kesal) 

Bani: “Kita lihat buku saja” 

Bani pun lalu mengeluarkan buku matematika dari kolong mejanya secara diam-diam. Kemudian melihat rumus dan jawabannya. Lalu, Siti menanyakan hasilnya. 

Siti: “Bagaimana Ban, ada tidak? apa jawabannya? 

Bani: “Ada. kalian dengar ya. 16 A, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C” 

Namun, suara Bani yang terdengar keras, membuat guru pun mendengarnya. Seketika menghampiri mereka. 

Guru: “Hey, kalian ini, mencontek terus. Kelar saja kalian!” 

Mereka berempat pun keluar dari kelas dan dihukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera. 

Bani: “Aku tidak menyangka akan dihukum seperti ini” 

Siti: “Seharusnya kita belajar ya” 

Andi & Dina: “Iya benar!” 

Tiba-tiba Bidu keluar kelas dan menghampiri mereka. Kemudian ia ikut berdiri hormat sama seperti yang lain. 

Dina: “Kenapa Bid? Kamu dihukum juga?” 

Bidu: “Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita kan sahabat? Aku ingin kita bersama” 

Siti: “Aku berharap ini jadi pelajaran untuk kita semua ya” 

Dina: “Dan tidak boleh diulang lagi” 

Andi: “Kita sahabat sejati!” 

Lalu, mereka pun menjalani hukuman dengan tawa dan senyum. Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan dan membuat kita tidak akan mengulangi hal buruk lagi.

Baca juga: Contoh Cerita Liburan Sekolah Singkat dan Menarik 

 

4. Contoh Naskah Drama Tema Meraih Cita-Cita

Langkah Cita-Cita 

Di sebuah desa kecil yang dihiasi oleh sawah hijau dan senja yang indah, hiduplah seorang pemuda bersemangat bernama Rizal. Dari kecil, Rizal bercita-cita menjadi seorang insinyur, meskipun ia tumbuh dalam keterbatasan ekonomi.

Rizal: “Ayah, Ibu, saya ingin menjadi insinyur. Saya ingin membangun sesuatu yang bermanfaat untuk desa kita.”

Ayah Rizal: “Anakku, cita-citamu bagus, tapi kita tidak punya cukup uang untuk biaya pendidikan tinggi.”

Ibu Rizal: “Jangan khawatir, Nak. Kita akan cari jalan. Semua anak memiliki hak untuk meraih cita-citanya.

Dengan semangat dan dukungan keluarga, Rizal bekerja keras di sekolah, memperoleh beasiswa, dan akhirnya berhasil masuk ke perguruan tinggi untuk belajar teknik sipil.

Dosen: “Selamat, Rizal! Kamu berada di jalur yang benar untuk meraih cita-citamu.

“Rizal: “Terima kasih, Pak. Ini semua berkat dukungan keluarga dan semangat untuk memberikan yang terbaik.”

Namun, perjalanan Rizal tidaklah mudah. Ia menghadapi tantangan akademis dan finansial, tetapi dengan ketekunan dan tekadnya, Rizal berhasil menyelesaikan studinya.

Rizal: “Ini dia, Ibu, Ayah! Sertifikat kelulusan saya. Saya sekarang seorang insinyur!”

Ayah Rizal: “Kami bangga padamu, Nak. Engkau adalah bukti bahwa cita-cita dapat diraih dengan kerja keras dan ketekunan.”

Setelah lulus, Rizal kembali ke desa halamannya. Ia memulai proyek-proyek kecil untuk meningkatkan infrastruktur desa dan memberikan pelatihan kepada generasi muda.

Warga Desa: “Terima kasih, Rizal, karena membawa perubahan positif ke desa kami.”

Rizal: “Ini baru awal. Mari kita bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik.”

Cerita Rizal bukan hanya tentang meraih cita-cita pribadi, tetapi juga memberikan inspirasi kepada seluruh desa untuk bermimpi dan bekerja keras demi masa depan yang lebih baik. Dengan tekad dan semangat, Rizal membuktikan bahwa tak ada impian yang terlalu besar untuk dikejar.

 

5. Contoh Naskah Drama tentang Cerita Rakyat 

Malin Kundang 

Malin Kundang adalah seorang anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Ia mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ia meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, akhirnya Malin Kundang berhasil menikah dengan seorang putri saudagar kaya raya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya bersama sang putri.

Malin: “Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu.” (Sambil menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandar)

Putri: “Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini Kanda.”

Mande: (Berlari tertatih-tatih) “Malin! Kau kah itu nak?” (Berteriak kegirangan)

Putri: “Siapakah wanita tua itu Kanda?”

Malin: (Menyembunyikan wajah terkejut ketika melihat ibunya berlari ke arah perahu) “Kanda tak tahu Dinda. Mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah jangan pedulikan lagi dia.”

Mande: “Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini Malin?”

Malin: “Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini!” (Berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya)

Mande : (Ia menangis menahan kesedihan) “Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika memang ia bukan anakku, maka maafkanlah ia yang telah menghinaku ini. Namun jika ia benar anakku si Malin Kundang, maka hukumlah dia yang telah durhaka itu.” (Sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan)

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang menggelegar. Badai besar tiba-tiba datang dan kapal Malin Kundang terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua.

Baca juga: Teks Cerita, Pengertian, Unsur, Struktur, Jenis, dan Contoh!

 

6. Contoh Naskah Drama Tema Sosial

Beratnya Hidup di  Ibu Kota

Di pagi hari, Shinti dan Adi mengunjungi lokasi perkampungan kumuh. Mereka membawa buku dan alat-alat untuk mengajar anak-anak kampung di sana. Tujuannya, agar mereka bisa membaca dan menulis sesuai dengan program Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mereka. Ketika sampai di sana, Shinti pun bergegas untuk mendekati kerumunan ibu-ibu yang sedang mencuci di pinggir sungai.

Shinti: “Assalamualaikum ibu-ibu..” 

Ibu-ibu: “Waalaikumsalam neng” 

Adi: “Bu, sesuai dengan apa yang sudah kita bicarakan kemarin, kali ini saya dan Shinti datang ke sini untuk mengajari anak-anak ibu belajar membaca dan menulis” 

Titi: “Alaa mas mas..mbok biar anak-anak kerja dulu cari rongsokan atau ngamen. Mereka juga harus makan, lumayan hasilnya bisa buat tambah beli makan mereka juga” 

Yaya: “Iya… toh bisa membaca dan menulis tidak jaminan mereka bisa jadi orang yang kerja di kantoran… lebih baik kerja begini”

Shinti: “Ibu-ibu, anak-anak itu berhak untuk bisa menulis dan membaca” 

Yaya: “Memangnya kalau bisa baca tulis bisa otomatis kenyang? nggak perlu kerja cari duit?”

Shinti dan Adi pun sontak saling berpandangan, karena mereka berdua kaget dengan reaksi ibu-ibu di kampung tersebut. 

Adi: “Memang… dengan bisa membaca dan menulis tidak membuat anak merasa kenyang sekarang. Tapi dengan bisa baca tulis itu akan membuat anak-anak ibu bisa memiliki kehidupan yang lebih layak dan baik dari kehidupan ibu-ibu sekarang.”

Shinti: “Mosok ibu-ibu mau anaknya jadi pemulung dan pengemis juga nanti kalau sudah besar? Tidak kan?”

Setelah mendengar pernyataan Adi dan Shinti, ibu-ibu pun terdiam. Tak lama kemudian Ibu Yaya menghampiri mereka setelah mendengar percakapan tadi. 

Yaya: “Benar juga sih, apa yang dibilang mbak dan mas nya tadi. Kalau bisa baca tulis mungkin anak kita nanti hidupnya lebih enak. Nggak dibohongi orang terus. Biarlah anak-anak kalian belajar. Toh tugas mencari uang kan sudah menjadi tugas orang tua. Lagian, dengan menyuruh anak-anak bekerja sekarang, tidak membuat kalian menjadi kaya kan?” 

Ibu-ibu pun berubah pikiran, kemudian mereka berteriak memanggil anak-anak yang akan belajar. Akhirnya, setelah anak-anak sudah terkumpul semua, proses belajar mengajar pun dimulai.

 

7. Contoh Teks Drama tentang Pergaulan Bebas

Pergaulan Bebas 

Pagi itu di sebuah sekolah SMA, Bayu berlari menghampiri Jono, Liyana, Nina, Ardi, Mira, Cici, dan Ahmad.

Bayu: “Teman-teman, kemarin ada salah seorang teman kita yang ditahan polisi karena terlibat kasus narkotika.”

Jono: “Iya, kemarin saya mendengar kabar burung, tetapi saya tidak mengetahui siapa anak yang ditahan tersebut.”

Nina: “Katanya sih, kalau tidak salah dengar yang ditangkap polisi itu si Riko anak kelas sebelah.”

Ahmad: “Ya ampun, kasihan sekali, pasti dia ada masalah sehingga sampai mencoba obat-obatan terlarang sebagai pelariannya. Di satu sisi, kejadian tersebut merusak nama baik sekolah kita.”

Liyana: “Tetapi, bisa saja dia merupakan korban atau dijebak orang. Kita tidak boleh menuduhnya sebagai pengguna terlebih dahulu sebelum ada bukti yang kuat.”

Nina: “Setahuku, dia memang berasal dari keluarga cukup mampu, namun kurang kasih sayang dari orang tuanya.”

Ardi: “Benar kata Liyana, sekarang banyak oknum tidak bertanggung jawab yang menjebak atau mencari korban lainnya.”

Cici: “Sekarang memang sedang marak kasus narkotika di kalangan remaja. Hampir setiap hari tayangan di televisi menyiarkan berita tentang kasus narkotika.”

Ahmad: “Kita harus pandai-pandai memilih teman bergaul dan mewaspadai orang asing di sekitar kita.”

Mira: “Kasih sayang dan perhatian orang tua memang sangat berpengaruh pada kehidupan remaja yang masih labil. Kalau orang tua terus mengabaikan anak-anaknya, mereka akan terjerumus ke pergaulan bebas.”

Bayu: “Katanya sih, dia tidak sampai dipenjarakan karena masih di bawah umur. Dia hanya akan melewati tahap rehabilitasi dan kedua orang tuanya perlu diselidiki lebih jauh terkait ketidaktahuan mereka tentang anaknya yang sudah berulang kali menggunakan obat terlarang tersebut.”

Cici: “Semoga saja setelah direhabilitasi, Riko bisa sembuh dan bersekolah seperti biasanya.”

Liyana: “Semoga saja, perjalanan hidup kita masih panjang. Usia kita sekarang ini merupakan usia di mana kita menemukan jati diri dan merencanakan masa depan. Sangat disayangkan jika tindakan buruk yang kita perbuat sekarang dapat menghancurkan masa depan kita.”

Jono: “Mari kita bersama-sama saling mendukung dan mengingatkan supaya kita tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang akan merusak masa depan kita. Kuatkan iman dan terbuka kepada orang tua, keluarga, dan teman terdekat jika ada masalah agar kita tidak Depresi dan memicu kita melakukan perbuatan terlarang seperti mencoba menggunakan narkotika!”

 

8. Contoh Naskah Drama 5 Orang tentang Kebersamaan

Tentang Makna Kebersamaan 

Suatu hari lima sekawan sedang bermain bola di lapangan desa tempat mereka tinggal. Mereka memang sering bermain bola sore hari di lapangan tersebut. Dan saat ini mereka sedang beristirahat di pinggir lapangan.

Bayu: “Dod, kamu dibawakan bekal apa sama ibumu? (sambil membuka kotak bekalnya).”

Dodi: “Aku dibawain bekal ayam goreng nih. Kalo kamu Bay?”

Bayu: “Aku dibawain bekal udang besar sama bundaku. Soalnya kemarin ayahku menangkap udang bersama ayah Ehsan.”

Dodi: “Jadi bekalmu juga juga pake udang San?”

Ehsan: “Iya Dod. Aku samaan sama Bayu” (tersenyum semringah).

Dodi: “Waaahhh enaknya aku juga suka sekali udang. Kalo kamu ham?”

Ilham: “Aku dibawain sayur daun ubi dengan ikan sambal Dod. Makanan kesukaanku.”

Dodi: “Wahhh, itu juga tak kalah enaknya. Kalau kamu, Ton?”

Anton: (tersenyum meringis) “Aku gak bawa bekal. Ibuku pagi-pagi sekali sudah bekerja karena abangku akan masuk SMA. Maka dari itu ayah sama ibu harus giat mencari uang. Jadi ibuku tak sempat masakin aku bekal (sedih).”

Dodi: “Ya sudah, Ton. Kamu masih bisa kok makan bersama kami.”

Anton: “Maksudnya?”

Ehsan: “Gimana kalo kita ramai-ramai makannya biar Anton juga bisa makan, makanan kita.”

Ilham: “Bagaimana caranya?”

Ehsan : “Begini saja, bagaimana kalo kita makannya pakai daun pisang? Jadi makanan kita, kita tuang ke daun pisang itu. Biar kita semua bisa makan bareng-bareng.”

Dodi: “Ide bagus tuh. Ayo!”

Ilham dan Bayu mengambil daun pisang yang tak jauh dari tempat mereka. Dan mereka semua menuangkan makanannya di daun pisang tersebut. Mereka makan dengan lahap.

Anton: “Terima kasih ya teman-teman. Cuma kalian teman yang mengerti keadaanku.”

Bayu: “Siap. Santai aja, Ton” (sambil tersenyum).

 

9. Contoh Naskah Drama Bullying 

Stop Bullying 

Alisa, seorang siswi SMA, menjadi korban bullying oleh Ramzi, teman sekelasnya. Bullying yang dilakukan Ramzi membuat Alisa merasa takut dan tertekan. Azizah, teman Alisa, berusaha membantu Alisa untuk melawan Ramzi. Guru Sarah juga turut membantu Alisa dan Ramzi untuk menyelesaikan masalah mereka.

(Di koridor sekolah, Alisa sedang berjalan sendirian. Tiba-tiba, Ramzi datang dari belakang dan mendorong Alisa.)

Ramzi: “Hey, gendut! Kenapa jalannya lambat banget sih?”

Alisa: (tersenyum paksa) “Maaf, aku lagi buru-buru.”

Ramzi: (tertawa) “Buru-buru ke mana sih? Mau kabur dari aku?”

Alisa: (menundukkan kepala) “Enggak.”

Ramzi: (mendorong Alisa lagi) “Dasar, gendut!”

Alisa berlari pergi. Ramzi tertawa. Di kantin sekolah, Azizah melihat Alisa sedang duduk sendirian.

Azizah: “Alisa, kenapa kamu sendirian?”

Alisa: “Aku enggak mau duduk bareng yang lain. Mereka pasti nyindir aku lagi.”

Azizah: (duduk di samping Alisa) “Aku tahu kamu lagi di-bully sama Ramzi.”

Alisa: (menangis) “Iya, aku takut sama dia.”

Azizah: “Aku akan selalu ada untuk kamu. Kita akan lawan Ramzi bersama-sama.”

Di kelas, Ramzi sedang mencemooh Alisa.

Ramzi: (kepada teman-temannya) “Lihat, itu dia si gendut!”

Teman-teman Ramzi: (tertawa) Iya, gendut banget!

Alisa: (menundukkan kepala)

Azizah: (berteriak) “Ramzi, stop! Kamu nggak pantas ngomong kayak gitu ke Alisa!”

Ramzi: (kepada Maya) “Dia memang gendut! Kamu juga nggak pantas temenan sama dia!”

Aazizah: (kepada ramzi) “Aku nggak peduli! Aku akan selalu ada untuk Alisa!”

(Di ruang guru, Guru Sarah memanggil Ramzi dan Azizah.)

Guru Sarah: “Ramzi, kamu tahu apa yang kamu lakukan itu salah?”

Ramzi: (menundukkan kepala) “Iya, Bu.”

Guru Sarah: “Kamu harus meminta maaf kepada Alisa.”

Ramzi: (kepada Alisa) “Alisa, aku minta maaf atas semua yang telah aku lakukan. Aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi.”

Alisa: (mengangguk) “Terima kasih, Ramzi.”

Guru Sarah: “Azizah, kamu juga harus bangga dengan dirimu. Kamu telah menunjukkan keberanian untuk melawan bullying.”

Azizah: (tersenyum) “Terima kasih, Bu.”

(Di rumah Alisa, orang tua Lisa sedang mendiskusikan masalah bullying yang dialami Alisa.)

Ibu Alisa: “Alisa, kamu tidak boleh takut untuk melawan bullying. Kamu harus berani berbicara kepada guru atau orang tuamu.”

Alisa: (mengangguk) “Aku akan berusaha, Bu.”

Ayah Alisa: “Kamu tidak sendirian, Alisa. Kami selalu ada untukmu.”

Alisa: (tersenyum) “Terima kasih, Ayah.”

(Di sekolah, Alisa dan Ramzi sedang berjalan bersama.)

Ramzi: “Alisa, aku ingin berteman denganmu.”

Alisa: (tersenyum) “Aku juga ingin berteman denganmu.”

(Alisa dan Ramzi berjabat tangan.)

Guru Sarah: (kepada Alisa dan Ramzi) “Aku senang melihat kalian bisa berteman sekarang.”

Alisa dan Ramzi: (tersenyum) “Terima kasih, Bu.”

(Semua orang bertepuk tangan.)

 

10. Contoh Naskah Drama tentang Persahabatan 

Di kamar Freya, Nayla datang dan duduk di pinggir kasur. Sementara Freya sedang berbaring di kasurnya.

Nayla: “Frey, kamu kenapa?”

Freya: “Nggak papa kok Nay, aku cuma sedikit stress aja karena ujian masuk PTN tinggal sedikit lagi.”

Nayla: “Oooh jadi itu yang membuat kamu mengurung diri di kamar terus? Terus kata mama kamu, kamu makannya sedikit.”

Freya: “Iya, lagi gak mood buat ngapa-ngapain nih.”

Nayla: “Frey, jangan gitu dong. Kalau kamu ga mau makan, mengurung diri terus di kamar, nanti kamu sakit. Terus kalau kamu sakit, kamu nanti nggak bisa ikut ujian tulis masuk PTN itu gimana? Makin ribet nanti urusannya.”

Freya: “Iya juga ya, tapi gimana dong. Aku bingung nih.”

Nayla: “Yang kamu bingungin apa, Frey?”

Freya: “Aku bingung, nanti kalo aku gak masuk PTN, aku harus gimana?”

Nayla: “Sekarang, kamu jangan mikirin hasilnya dulu. Kamu belajar aja dulu yang rajin, banyakin jawab-jawab soal ujian tahun lalu. Urusan hasil itu belakangan.”

Freya: “Udah kok, Nay. Tapi, aku masih aja merasa takut ngebayangin kalau aku nggak diterima.”

Nayla: “Kayaknya kamu perlu untuk refreshing deh. Biar kepala kamu enggak pusing. Gimana kalau kita belajar bareng? Kita bisa cari tempat di luar sana kayak taman, kafe, dan yang lain. Biar kamu enggak tertekan, sekalian bisa liat pemandangan yang bagus terus hirup udara segar. Gimana menurut kamu?”

Freya: “Wah ide bagus tuh. Aku juga mau hirup udara segar. Otakku udah mumet banget nih.”

Nayla: “Ya udah, ayo.”

Freya: “Terima kasih ya Nay, kamu selalu ada di saat aku lagi butuh bantuan.”

Nayla: “Iya sama-sama, Frey.”

(Freya dan Nayla pun saling berpelukan.)

 

11. Contoh Naskah Drama Komedi 

Siang itu lima sekawan yakni Danu, Dina, Dita, Didi, dan Dadang sepakat untuk mengerjakan tugas sepulang sekolah bersama.

Dita: “Nanti kita kerjakan tugas di tempat biasa ya teman-teman.”

Didi: “Di balai desa atau di rumah Danu?”

Dita: “Di balai desa saja.”

Dina: “Baiklah teman-teman, kalau begitu saya pulang ganti baju dan makan dulu baru saya ke balai desa.”

Setelah mereka semua pulang ke rumah masing-masing dan jam menunjukkan pukul empat sore, Dina, Dita, dan Didi segera berangkat menuju balai desa. Hanya Danu yang tidak berangkat karena sepulang sekolah ia tertidur pulas dan lupa jika sudah sepakat mengerjakan tugas.

*Sampai di balai desa*

Didi: “Danu mana ya? Sudah hampir jam lima dia tak kunjung datang.”

Dina: “Jangan-jangan dia lupa jika sekarang kita akan mengerjakan tugas?”

Dita: “Atau mungkin dia mengira kalau kita akan mengerjakan tugas di rumahnya. Sebaiknya kita ke rumahnya mungkin dia sudah menunggu kita.”

Dadang: “Mungkin dia ada urusan tetapi lupa memberitahu kita. Kita tunggu saja disini sembari menyelesaikan separuh tugas.”

Mereka berempat mengerjakan tugas bersama terlebih dahulu sembari menunggu kedatangan Danu. Setelah jam tangan Dadang menunjukkan angka pukul 5:30 sore, terlihat dari jauh anak laki-laki terengah-engah berlari membawa tas.

Didi: “Tuh kan, Danu baru kemari.”

Dina: “Eh.. iya. Tetapi kenapa dia berlari seperti dikejar hantu dan memakai seragam sekolah?”

Danu: “Teman-teman? Sedang apa kalian sepagi ini di balai desa? Apa kalian tidak takut terlambat ke sekolah?”

Seketika Dita, Dina, Didi dan Dadang tertawa terbahak-bahak.

Dita: “Ini masih sore, Danu. Pasti kamu baru bangun tidur kan?”

Dina: “Makanya Dan, kita dilarang tidur sampai hampir petang.”

(Wajah Danu memerah disertai rasa malu dan menyesal.)

 

12. Contoh Teks Drama Singkat tentang Kejujuran 

Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilakukan ulangan mendadak serta mengumpulkan tugas.

Guru: “Anak anak, silakan dikumpulkan tugas karya tulis minggu kemarin.”

Kemudian satu persatu siswa naik mengumpulkan tugas karya tulis masing-masing.

Guru: “Karena ini merupakan tugas perorangan, maka penilaian akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis kalian. Oke, masukkan buku kalian semua. Bapak akan mengadakan ulangan.”

Reni: “Hah, ulangan apa lagi pak? baru saja 2 hari yang lalu diadakan ulangan.”

Guru: “Rara, tolong dibagikan kertas folio ini ke semua siswa.”

Rara: “Baik pak.” (Suasana ruang kelas berubah menjadi gaduh karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak ini)

Guru: “Pada ulangan kali ini, bapak ingin kalian menulis ulang pokok-pokok dan kesimpulan dari karya tulis yang kalian buat.”

Kemudian siswa hening dan sibuk mengerjakan ulangan. Sedangkan pak guru sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. Pak guru menemukan keanehan pada tugas karya tulis milik Rara dimana isinya sama persis dengan karya tulis milik Rina. Setelah 20 menit berlalu, kemudian kertas ulangan dikumpulkan.

Guru: “Baiklah yang lain bisa istirahat. Tolong Rara dan Rina tetap disini, bapak mau bicara.” (semua siswa keluar ruang kelas kecuali Rara dan Rina)

Guru: “Bapak minta kalian berdua jujur kepada bapak. Kenapa tugas kalian bisa sama persis, bahkan titik dan komanya juga.”

Rara: “Saya mengerjakan karya tulis itu sendiri pak.”

Rina: “Saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri.”

Guru: “Lalu, mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tadi tidak sama dengan isi karya tulis kalian?” (lama Rara dan Rina terdiam, takut-takut untuk memulai berbicara)

Rina: “Maaf pak. Kalau saya jujur, apakah kalau saya berkata jujur maka bapak akan memaafkan saya?”

Guru: “Tentu.”

Rina: “Saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet pak. Saya langsung copy paste dan tidak saya baca lagi. Itulah mengapa ulangan tadi tidak sama dengan isi karya tulis saya.”

Guru: “Baiklah, alasan bisa bapak terima. terus kamu Rara?

Rara: “Saya minta tolong Reni mengerjakan tugas karya tulis itu pak. Dan kelihatannya dia mencari sumber dari internet.

“Guru: “Kalau begitu tolong panggilkan Reni.”

Rara : “Baik pak.” (Rara pun keluar memanggil Reni)

Reni: “Bapak memanggil saya?”

Guru: “Iya, bapak ingin bertanya, apa benar murid 1 minta tolong pada kamu untuk mengerjakan tugasnya?”

Reni: “Iya pak, maafkan saya pak. Rara bilang dia tidak mengerti tugas dari bapak terlebih dia bilang dia tidak bisa mencari tugas tersebut dari internet karena dia tidak punya uang untuk ke warnet.”

Guru: “Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian bapak kembalikan. kalian harus membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam 3 hari.”

Rina: “Baik pak.”

Rara: “Baik pak, akan saya kerjakan sendiri tugasnya.”

 

13. Contoh Naskah Drama 6 Orang 

Babak 1: Di Depan Peta Tua

David: (Eksis) “Saya yakin harta karun sekolah lama ini ada di sini, di mana kita menemukan peta ini.”

Sarah: (Penuh semangat) “Ayo, kita harus mencarinya! Ini akan menjadi petualangan seru.”

Tina: (Bingung) “Tapi peta ini sangat tua. Bagaimana kita tahu apa yang masih berlaku?”

Babak 2: Mengejar Petunjuk Pertama

Ricky: (Membaca peta) “Petunjuk pertama mengatakan kita harus mencari pohon tua di halaman belakang.”

Dian: (Berkata) “Baiklah, mari kita cek halaman belakang.”

Bobby: (Melihat pohon tua) “Inilah pohon tua yang dimaksud di peta!”

Babak 3: Temuan Pertama

David: (Menggali tanah di sekitar pohon) “Saya menemukan sesuatu! Ini kotak tua.”

Sarah: (Mengintip) “Apa yang ada di dalamnya, David?”

Tina: (Mengamati) “Ini terlihat seperti barang antik. Mungkin ini bagian dari harta karun.”

Ricky: (Senang) “Kita harus membukanya dan melihat apa yang ada di dalamnya.”

Dian: (Buka kotak) “Lihatlah, ini sepotong relikui bersejarah!”

Bobby: (Berkata) “Saya kira kita telah menemukan bagian pertama dari harta karun sekolah lama ini.”

David: (Penuh semangat) “Petualangan ini baru saja dimulai, teman-teman!”

 

14. Contoh Naskah Drama tentang Lomba Masak

Lomba Masak 

Reni, Ria, Untari, dan Susi sedang duduk-duduk di teras rumah Ria. Di atas meja terhidang minuman dan sepiring pisang goreng. Peristiwa itu terjadi pada suatu sore hari.

Reni: “Bagaimana Ri, kau sudah mendapat ide?”

Ria: (Penuh tanda tanya) “Sebetulnya sudah, tapi… apakah kalian setuju dengan ideku ini?”

Untari dan Susi: (Hampir bersamaan). “Coba katakan, apa idemu?”

Ria: “Begini (diam sebentar). Kita buat saja masakan dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Kebetulan kami panen pisang dan singkong, kemarin. Nah, kita bisa memanfaatkan kedua bahan itu.”

Untari: “Tapi… apakah masakan kita tidak memalukan? Sebab, singkong dan pisang hanya bahan murah.”

Susi: “Benar pendapat Untari, tentunya kelompok kita akan membuat masakan dari bahan yang lebih baik dan lebih mahal.”

Reni: “Tetapi aku setuju dengan pendapat Ria. Dengan bahan yang sederhana kita pun dapat membuat makanan yang enak. Kebetulan kakakku pernah membuat makanan dari bahan singkong dan pisang. Jadi, kita dapat belajar dari dia.”

Ria: “Ya, ibuku pun pernah memasaknya, dan hasilnya… Kami semua senang.”

Untari: (Bernada khawatir). “Tapi… Bagaimana dengan kelompok lain?”

Susi: “Wah, mereka pasti akan memasak makanan yang enak dan mahal.”

Reni: “Ah, makanan mahal belum tentu enak rasanya. Dan kita harus mengingat kemampuan kita.”

Ria: “Betul kata Reni, sebaliknya makanan yang murah belum tentu tidak enak. Maka, sekarang kita putuskan saja, kelompok kita, kelompok II, akan membuat makanan dari bahan singkong dan pisang.”

Reni: “Ya, aku setuju, bagaimana Untari, dan kau Susi?”

Untari: (Bernada pasrah). “Bisa begitu… Ya sudahlah, aku setuju.”

Susi: “Aku juga setuju.”

 

15. Contoh Naskah Drama Teater tentang Kenaikan Kelas

Naik Kelas 

Ardi: “Aku tahu kamu adalah juara kelas. Tetapi dari tadi aku perhatikan wajahmu tampak bimbang, seperti angin ribut. Coba lihat mereka! Bersorak-sorak gembira! Mereka telah berhasil merebut kemenangan dalam kenaikan kelas ini meskipun tidak menjadi juara seperti kau!”

Citra: “Itulah bedanya!”

Ardi: “Tentunya ada yang sedang kamu pikirkan.”

Citra: “Tentu saja! Namanya juga orang hidup!”

Ardi: “Apakah kamu sedang memikirkan hasil juaramu itu?”

Citra: “Tidak!”

Ardi: “Nilaimu yang bagus?”

Citra: “Tidak!”

Ardi: (Bersungut) “Semua tidak!” (Setelah diam sejenak) “Yang kamu pikirkan itu, apakah ada hubungannya dengan makhluk hidup?”

Citra: “Ya dan tidak!”

Ardi: “Sejenis hewan?”

Citra: “Tidak!”

Ardi: “Manusia? Tumbuhan? Cacing?”

Citra: “Tidak!”

Ardi: “Manusia tidak, hewan tidak, tumbuhan juga tidak! Eng… apa ada hubungannya dengan orang lain?”

Citra: “Ya!”

Ardi: (Kecewa) “Ah, kalau saja aku tahu apa yang ada di dalam kepalamu, aku tentu tidak akan main ragam pesona seperti ini! Tak tahulah apa yang hendak aku lakukan dengan proyek termenungmu itu! Semula…sebagai seorang kawan, aku ingin membantu.Siapa tahu kepalaku yang dungu ini bisa memberikan pertolongan. Atau paling tidak, semacam perhatian yang khusus terhadap masalah yang khusus pula.”

Citra: “Nah! Mendekati hal itu, Ar!”

Ardi: “O, soal yang khusus-khususan itu, toh?”

Citra: “Ya. Bahkan sangat khusus dan sangat pribadi!”

Ardi: “Apa itu?”

Citra: “Aku kagum dan tidak mengerti terhadap dirimu, Ardi!”

Ardi: “Terhadap aku yang bodoh dan tidak naik kelas ini?”

Citra: “Ya. Kamu tidak naik kelas, tetapi begitu besar perhatianmu padaku. Kamu tidak naik kelas, tetapi tampak tidak merasa kecewa, bahkan tenang-tenang saja. Itulah yang membuat aku bingung!”

Seru-seru, ya cerita dari contoh teks drama di atas. Semoga bisa menjadi referensi untuk menulis naskah drama atau pertunjukan, ya. Kamu bisa belajar lebih lanjut tentang materi ini di Brain Academy, bisa belajar kapan saja dimana saja dengan guru terbaik. Yuk, coba sekarang!

Brain Academy Center

 

Referensi:

liputan6.com/hot/read/5403220/6-contoh-teks-drama-singkat-untuk-anak-sekolah-dilengkapi-strukturnya?page=6 

ruangguru.com/blog/contoh-naskah-drama 

brilio.net/wow/11-contoh-teks-drama-berbagai-tema-dari-komedi-hingga-kisah-cinta-211217x/contoh-teks-drama-tentang-kisah-cinta-231012d.html

sonora.id/read/423879189/12-contoh-naskah-drama-singkat-berbagai-tema-untuk-referensi-tugas?page=all 

katadata.co.id/lifestyle/edukasi/64c88c611efa4/5-contoh-teks-drama-berbagai-tema-yang-mudah-dihafal?page=2

(Diakses: 18 Maret 2023)

Devi Lianovanda