7 Unsur Intrinsik Cerpen dan Contoh Analisisnya

unsur intrinsik cerpen

Unsur-unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang terbentuk dari dalam cerpen itu sendiri. Apa saja? Yuk simak penjelasan dan contoh analisisnya!

Apakah kamu suka membaca cerita pendek atau cerpen seperti Robohnya Surau Kami atau Senyum Karyamin? Cerpen adalah cerita pendek atau singkat yang memiliki alur sederhana, tetapi menarik untuk dibaca.

Agar sebuah cerpen bisa menjadi cerita yang utuh dan menarik, ada dua unsur pembangunnya, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Nah, kali ini kita akan belajar tentang unsur-unsur intrinsik cerpen, mulai dari pengertian hingga contoh analisisnya. Yuk, simak selengkapnya!

 

Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur-unsur intrinsik cerpen adalah bagian-bagian yang membentuk cerita dari dalam cerpen itu sendiri. Ada tujuh unsur intrinsik dalam cerpen, yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

1. Tema

Salah satu unsur intrinsik cerpen yaitu tema. Tema adalah gagasan utama atau pokok cerita yang menjadi dasar pengembangan cerita. Tema dalam cerpen bisa beragam, seperti tema perjuangan hidup, cinta, persahabatan, kejujuran, dan lain sebagainya.

 

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah karakter yang berperan dalam cerpen. Tokoh dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah karakter yang terlibat langsung dalam konflik cerita, sedangkan tokoh tambahan hanya muncul dalam cerita tapi tidak terlibat dalam konflik.

Selain tokoh, ada juga penokohan, yaitu cara menggambarkan watak atau sifat karakter dalam cerpen. Karakter tokoh dalam cerita terbagi menjadi beberapa macam, yaitu: 

  • Protagonis: tokoh utama yang biasanya memiliki sifat baik.
  • Antagonis: tokoh yang menentang atau menjadi lawan dari protagonis.
  • Tritagonis: tokoh yang berperan sebagai penengah dalam cerita.
  • Figuran: tokoh pelengkap yang mendukung jalannya cerita.

 

3. Alur

Alur atau plot adalah urutan kejadian dalam cerpen yang disusun secara sistematis untuk membangun konflik dan ketegangan. Alur dalam cerpen dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Alur Maju (Progressive)

Peristiwa dalam cerpen disampaikan secara berurutan sesuai kronologi waktu, dari awal hingga akhir. 

b. Alur Mundur (Regressive)

Cerita dimulai dari bagian akhir cerita ke awal cerita. Alur ini dikenal juga sebagai kilas balik. 

c. Alur Campuran (Compound)

Alur campuran merupakan gabungan antara alur maju dan mundur, sehingga ceritanya bisa melompat-lompat antara kejadian di masa lalu dan masa kini.

Baca juga: Contoh Cerpen Singkat Berbagai Tema yang Seru Dibaca

 

4. Latar (Setting)

Latar (setting) adalah unsur yang menggambarkan tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. Latar membantu pembaca membayangkan situasi dan kondisi yang dialami para tokoh dalam cerita.

  • Latar tempat: menunjukkan lokasi terjadinya cerita, seperti di sebuah desa, di kota A, sekolah, rumah, atau tempat lainnya. 
  • Latar waktu: menunjukkan kapan terjadinya peristiwa, seperti pagi, siang, malam, atau tahun tertentu.
  • Latar suasana: menciptakan atmosfer dalam cerita, seperti suasana sedih, mencekam, tegang, atau penuh harapan.

 

5. Gaya Bahasa

Setiap cerpen memiliki gaya bahasa yang berbeda, karena biasanya setiap pengarang punya gaya bahasa yang menjadi ciri khas mereka. Selain itu, tema juga memengaruhi pemilihan gaya bahasa. Gaya bahasa adalah cara pengarang membuat cerita lebih menarik dengan memilih kata yang tepat, menggunakan majas, dan menyusun kalimat dengan ritme tertentu. Beberapa majas yang sering digunakan dalam cerpen antara lain: 

  1. Personifikasi: Memberikan sifat manusia pada benda mati, menjadikannya seolah-olah hidup.
  2. Metafora: Membandingkan dua hal tanpa makna sebenarnya.
  3. Hiperbola: Menggambarkan sesuatu secara berlebihan.
  4. Litotes: Menggunakan ungkapan dengan tujuan merendah.
  5. Simile: Membandingkan sesuatu dengan hal lain dalam satu kalimat.

 

6. Sudut Pandang (Point of View)

Sudut pandang adalah cara pengarang menyampaikan cerita. Dalam cerpen, sudut pandang bisa berupa orang pertama atau orang ketiga.

  • Sudut pandang orang pertama: biasanya menggunakan kata “aku” atau “saya”, di mana pengarang berperan sebagai tokoh utama. Sudut pandang ini membuat cerita terasa lebih personal karena pembaca bisa langsung merasakan pengalaman tokoh utama. 
  • Sudut pandang orang ketiga: pengarang tidak terlibat dalam cerita dan biasanya menggunakan menggunakan kata ganti seperti “dia”, “mereka”, atau nama tokoh. Sudut pandang ini terbagi menjadi orang ketiga terbatas dan orang ketiga serba tahu.

 

7. Amanat

Unsur intrinsik terakhir adalah amanat. Ini merupakan pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui cerpen. Amanat bisa berupa moral, kritik sosial atau pelajaran hidup.

Baca juga: Pengertian Puisi, Ciri, Struktur, Unsur dan Contohnya

 

Contoh Analisis Unsur Intrinsik dalam Cerpen

Ketika Laut Marah

Karya: Widya Suwarna

Sudah empat hari nelayan-nelayan tak bisa turun ke laut. Pada malam hari, hujan lebat turun. Gemuruh gelombang, tiupan angin kencang di kegelapan malam seolah-olah memberi tanda bahwa alam sedang murka, laut sedang marah. Bahkan, bintang-bintang pun seolah tak berani menampakkan diri.

Nelayan-nelayan miskin yang menggantungkan rezekinya pada laut setiap hari bersusah hati. Ibu-ibu nelayan terpaksa merelakan menjual emas simpanannya yang hanya satu dua gram untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Mereka yang tak punya benda berharga terpaksa meminjam pada lintah darat.

Namun, selama hari-hari sulit itu, ada pesta di rumah Pak Yus. Tak ada yang menikah, tak ada yang ulang tahun, dan Pak Yus juga bukan orang kaya. Pak Yus hanyalah nelayan biasa, seperti para tetangganya.

Pada hari-hari sulit itu, Pak Yus menyuruh istrinya memasak nasi dan beberapa macam lauk-pauk banyak-banyak. Lalu, ia mengundang anak-anak tetangga yang berkekurangan untuk makan di rumahnya. Dengan demikian rengek tangis anak yang lapar tak terdengar lagi, diganti dengan perut kenyang dan wajah berseri-seri.

Kini tibalah hari kelima. Pagi-pagi Ibu Yus memberi laporan, “Pak, uang kita tinggal 20.000. Kalau hari ini kita menyediakan makanan lagi untuk anak-anak tetangga, besok kita sudah tak punya uang. Belum tentu nanti sore Bapak bisa melaut!”

Pak Yus terdiam sejenak. Sosok tubuhnya yang hitam kukuh melangkah ke luar rumah, memandang ke arah pantai dan memandang ke langit. Nun jauh di sana segumpal awan hitam menjanjikan cuaca buruk nanti petang.

Kemudian, ia masuk ke rumah dan berkata mantap, “Ibu pergi saja ke pasar dan berbelanja. Seperti kemarin, ajak anak-anak tetangga makan. Urusan besok jangan dirisaukan.”

Ibu Yus pergi ke dapur dan mengambil keranjang pasar. Seperti biasa, ia patuh pada perintah suaminya. Selama ini Pak Yus sanggup mengatasi kesulitan apa pun. Sementara itu Pak Yus masuk ke kamar dan berdoa. la memohon agar Tuhan memberikan cuaca yang baik nanti petang dan malam. Dengan demikian para nelayan bisa pergi ke laut menangkap ikan dan besok ada cukup makanan untuk seisi desa.

Siang harinya, anak-anak makan di rumah Pak Yus. Mereka bergembira. Setelah selesai, mereka menyalami Pak dan Bu Yus lalu mengucapkan terima kasih.

“Pak Yus, apakah besok kami boleh makan di sini lagi?” seorang gadis kecil yang menggendong adiknya bertanya. Matanya yang besar hitam memandang penuh harap.

Ibu Yus tersenyum sedih. la tak tahu harus menjawab apa. Tapi dengan mantap, dengan suaranya yang besar dan berat Pak Yus berkata, “Tidak Titi, besok kamu makan di rumahmu dan semua anak ini akan makan enak di rumahnya masing-masing.”

Titi dan adiknya tersenyum. Mereka percaya pada perkataan Pak Yus. Pak Yus nelayan berpengalaman. Mungkin ia tahu bahwa nanti malam cuaca akan cerah dan para nelayan akan panen ikan.

Kira-kira jam empat petang Pak Yus ke luar rumah dan memandang ke pantai. Laut tenang, angin bertiup sepoi-sepoi dan daun pohon kelapa gemerisik ringan. Segumpal awan hitam yang menjanjikan cuaca buruk sirna entah ke mana. la pergi tanpa pamit.

Malam itu, Pak Yus dan para tetangganya pergi melaut. Perahu meluncur tenang. Para nelayan berhasil menangkap banyak ikan. Ketika fajar merekah perahu-perahu mereka menuju pantai dan disambut oleh para anggota keluarga dengan gembira.

Pak Yus teringat pada anak-anak tetangga. Tuhan telah menjawab doanya. Semua nelayan itu mendapat rezeki. Hari itu tak ada pesta di rumah Pak Yus. Semua anak makan di rumah ibunya masing-masing. Sekali lagi di atas perahunya, Pak Yus memanjatkan doa syukur.

 

Analisis Unsur Intrinsik dalam Cerpen di atas:

1. Tema

Tema cerpen di atas adalah kebaikan hati dan keikhlasan dalam berbagi. Terlihat dari sikap Pak Yus dan istrinya yang tetap membantu menyediakan makan bagi anak-anak tetangga meskipun kondisi mereka sendiri dalam kesulitan.

 

2. Tokoh dan Penokohan

Cerita di atas terdiri atas beberapa tokoh, yaitu Pak Yus, istrinya, anak-anak tetangga dan para nelayan. Tokoh utamanya adalah Pak Yus, karena cerita ini fokus pada sikap, tindakan dan pemikiran Pak Yus, sementara tokoh lain adalah pemeran pendukung. 

Pak Yus digambarkan sebagai nelayan yang baik hati, dermawan, bijaksana dan optimis. Meski dalam kesulitan, ia tetap berbagi makanan dengan anak-anak tetangga. Saat uang mereka hampir habis dan istrinya mulai khawatir, Pak Yus optimis besok cuaca akan membaik dan nelayan bisa melaut lagi, dan harapannya terkabul.   

 

3. Alur

Cerita ini menggunakan alur maju karena peristiwa disampaikan secara berurutan dari awal hingga akhir.

 

4. Latar

  • Latar tempat: desa nelayan dekat laut dan rumah Pak Yus. 
  • Latar waktu: berlangsung selama beberapa hari dari pagi, siang, dan petang. 
  • Latar suasana: latar suasana berubah seiring cerita. Awalnya sedih dan memprihatinkan karena nelayan tidak bisa melaut dan kesulitan makan. Di tengah cerita, suasana haru saat Pak Yus dan istrinya berbagi makanan dengan anak-anak, membuat mereka bahagia. Di akhir, suasana menjadi penuh syukur dan kebahagiaan karena cuaca membaik, nelayan bisa melaut lagi, dan anak-anak tidak kelaparan.

 

5. Gaya Bahasa

Cerita di atas menggunakan beberapa majas dalam ceritanya, antara lain: 

  • Majas personifikasi, misalnya pada kata “laut sedang marah”
  • Majas metafora, contohnya “fajar merekah” dan “lintah darat”
  • Majas hiperbola, contohnya “bintang-bintang pun seolah tak berani menampakkan diri”

 

6. Sudut Pandang 

Sudut pandang cerita ini adalah orang ketiga serba tahu, karena pengarang menceritakan kisah dari luar semua tokoh.

 

7. Amanat

Berbuat baik dan berbagi rezeki tidak akan membuat kita kekurangan, malah Tuhan akan memberikan balasan yang lebih baik. Selain itu, saat menghadapi kesulitan, kita harus tetap optimis, berdoa, dan berusaha agar masa sulit itu berakhir dengan baik.

Itulah pembahasan tentang unsur intrinsik dalam cerpen, mulai dari pengertian, unsur-unsurnya, hingga contoh analisis. Semoga bermanfaat dan memudahkan kamu dalam memahami cerpen atau menulis cerita. Jika kamu ingin belajar materi Bahasa Indonesia lainnya, ayo belajar di Brain Academy!

IDN CTA Blog Brain Academy Center

Sumber:

Alfari, Shabrina. 2024. Apa Saja Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen? [daring]. Tautan: https://www.ruangguru.com/blog/unsur-unsur-intrinsik-cerita-pendek

Kumparan. 2023. 7 Unsur Intrinsik Cerpen dan Penjelasan Lengkapnya [daring]. Tautan: https://kumparan.com/berita-terkini/7-unsur-intrinsik-cerpen-dan-penjelasan-lengkapnya-21i12oeV8di/full (Diakses 14 Februari 2025)

Devi Lianovanda