Contoh Karya Ilmiah, Pengertian, Ciri, Jenis, & Cara Membuat

membuat-karya-ilmiah

Bagaimana cara membuat karya ilmiah yang sesuai dengan kaidah kebahasaan? Yuk, pahami jenis, contoh, dan strukturnya!

Pernahkah kamu menulis artikel atau makalah mengenai fenomena tertentu?Artikel atau makalah dikenal dengan sebutan karya tulis ilmiah. Nah, dalam membuatnya, kamu memerlukan tata cara penulisan serta logika berpikir yang tepat.

Pada artikel ini kita akan membahas mengenai karya ilmiah dari segi pengertian, tujuan, ciri, jenis hingga struktur dan kaidah kebahasaannya. Simak sampai akhir, ya!

 

Pengertian Karya Ilmiah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah berdasarkan data dan fakta yang didapat dari observasi, eksperimen, dan kajian pustaka.

Secara umum, karya ilmiah berisi tentang data, fakta dan solusi untuk menyelesaikan masalah dalam tulisan tersebut. Masalah yang terdapat pada karya ilmiah bersifat objektif dan faktual. Jadi dapat kita simpulkan bahwa karya ilmiah adalah tulisan yang berisi tentang fenomena atau peristiwa yang ditulis berdasarkan kenyataan.

 

Tujuan Karya Ilmiah

Setelah kamu mengetahui pengertian karya tulis ilmiah. Kira-kira apa ya tujuan dari karya ilmiah? Beberapa tujuan dari penulisan karya ilmiah yaitu:

  • Karya ilmiah bisa menjadi wahana untuk melatih ide.
  • Menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dan masyarakat.
  • Melatih berpikir karena untuk membuktikan pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa. 
  • Sarana pembuktian dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
  • Melatih keterampilan dasar dalam melakukan penelitian.

 

Ciri-Ciri Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan hasil pemikiran atau hasil penelitian seseorang. Penelitian akan bermanfaat apabila dituangkan ke dalam suatu karya ilmiah. Adapun ciri dari karya ilmiah yaitu:

1. Sistematis

Artinya tersusun dengan pola yang baku.

2. Logis

Artinya isi dari suatu karya ilmiah dapat dipahami dan dibenarkan oleh logika atau akal sehat.

3. Objektif

Artinya berlandaskan teori bukan berlandaskan pandangan pribadi penulisnya.

4. Faktual

Artinya karya ilmiah ditulis berdasarkan fakta, bukan imajinasi penulis.

 

Baca juga: Pengertian Skripsi, Tujuan, Isi, dan Tahapan Pembuatannya

 

Jenis-Jenis Karya Ilmiah

Karya ilmiah terbagi menjadi 3 jenis, yaitu populer, semiformal, dan formal. Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Jenis Karya Ilmiah Populer

Jenis karya ilmiah ini diungkapkan dalam bentuk ringkas dan menggunakan ragam bahasa yang populer atau lebih santai dan menarik. Seperti menggunakan kalimat yang mudah dipahami, umumnya disukai banyak orang serta dapat dimuat di media massa.

 

2. Jenis Karya Ilmiah Semiformal

Karya ilmiah jenis ini mengikuti kaidah bentuk formal, namun penyajiannya lebih sederhana. Bentuknya bisa berupa laporan atau makalah.

 

3. Jenis Karya Ilmiah Formal

Bentuk karya ilmiah formal harus memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara rinci dan lengkap. Misalnya skripsi, tesis maupun disertasi.

 

jenis-karya-ilmiah

 

Struktur Karya Ilmiah

Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Setiap bentuk itu berbeda dalam hal kelengkapan strukturnya. Nah, secara umum bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga sesuai dengan jenisnya, yaitu bentuk populer, bentuk semiformal, dan bentuk formal. Apa saja perbedaannya ya?

1. Struktur Karya Ilmiah Populer

Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer. Bentuknya manasuka dan bisa diungkapkan dalam bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Selain itu karya ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media massa, seperti koran atau majalah.

 

2. Struktur Karya Ilmiah Formal

  • Judul
  • Tim Pembimbing
  • Abstrak
  • Daftar isi
  • Bab Pendahuluan
  • Bab Kerangka Teoritis
  • Bab Metode Penelitian
  • Bab Pembahasan dan Hasil Penelitian
  • Bab Simpulan dan Rekomendasi
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
  • Riwayat Hidup Penulis atau Peneliti

 

3. Struktur Karya Ilmiah Semiformal

  • Judul
  • Pendahuluan
  • Kerangka Teoritis
  • Metodologi penelitian
  • Pembahasan
  • Simpulan dan Saran
  • Daftar pustaka

 

Baca juga: Contoh & Cara Penulisan Daftar Pustaka APA Style Terlengkap

 

Cara Membuat Karya Ilmiah

Apa saja sih tahapan yang harus dilakukan dalam proses pembuatan karya ilmiah? Yuk, simak berikut ini.

1. Persiapan atau Perencanaan

Tahap pertama adalah perencanaan. Pada tahap ini, penulis perlu merencanakan segala aspek dari apa yang akan dibahas dan dikaji agar dapat tersampaikan dengan baik. Buat rencana secara detail, mulai dari topik masalah, rumusan tujuan, topik, identifikasi pembaca, hingga ruang lingkup karya ilmiah.

 

2. Pengumpulan Informasi

Selanjutnya, kamu bisa mulai masuk ke tahap pengumpulan informasi. Bahan pengumpulan informasi dalam pembuatan karya ilmiah bisa kamu dapatkan dari hal berikut ini:

  • Perpustakaan
  • Internet
  • Bahan-bahan pustaka
  • Ringkasan atau paraphrase
  • Kutipan
  • Wawancara, observasi dan pertanyaan

 

3. Penulisan Draf

Setelah informasi yang dikumpulkan sudah cukup terkumpul, kamu bisa mulai menulis draf. Ekspresikan ide-ide ke dalam bentuk tulisan kasar. Kembangkan ide kreatif yang sudah ada menjadi sebuah tulisan. Namun, pada tahap ini tulisan masih sangat mungkin untuk berubah atau direvisi ya.

 

4. Revisi

Nah, setelah draf selesai dibuat, kamu bisa masuk ke tahap revisi. Perbaiki draf tulisan dengan menambahkan, mengurangi, menghilangkan, atau menata isinya sesuai dengan kebutuhan pembaca. Baca ulang seluruh isi draf atau referensi yang kamu miliki, sehingga bisa lebih mudah untuk membuat tulisan yang lebih sempurna.

 

5. Penyuntingan

Perbaiki dan evaluasi aspek mekanik karya ilmiah, seperti huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, atau format karangan.

 

6. Publikasi

Apabila karya ilmiah sudah kamu dirasa sempurna dan tidak ada kesalahan, kamu bisa mempublikasikannya di berbagai platform. Tulisan yang dibuat pastinya akan lebih berarti dan bermanfaat jika dibaca oleh orang lain. Penting untuk menyesuaikan tulisan dengan media publikasi yang dituju.

 

Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah

Sebelum membuat karya ilmiah, kamu harus tau aturan atau kaidah kebahasaan yang digunakan di dalamnya. Yuk, disimak!

1. Ketentuan Penulisan Judul

Judul ditulis dalam bentuk frasa dan tidak disertai dengan tanda baca akhir. Kemudian penulisan judul ditulis dengan huruf kapital, kecuali pada bagian anak judul. Pada bagian anak judul, huruf kapitalnya pada awal setiap kata, kecuali kata penghubung dan kata depan.

Contoh:

PENGARUH MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DI SMA RUANG RAYA BANDUNG

(Penelitian Korelasional tentang Motivasi dan Prestasi Bahasa Indonesia di SMA Ruang Raya Bandung)

 

2. Kata Impersonal

Kata impersonal adalah kata yang tidak bersifat pribadi atau tidak berkaitan dengan seseorang.

Contoh: Peneliti dan penulis.

 

3. Kata Denotasi

Denotasi adalah kata  atau kelompok kata yang menunjukkan makna sebenarnya.

Contoh: Indonesia sangat kaya dengan bahasa daerah dan sastra daerah.

 

4. Kata Baku

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai kata baku.

Contoh: 

  • antre (tidak baku: antri)
  • apotek (tidak baku: apotik)
  • atlet (tidak baku: atlit)

 

5. Pendefinisian Istilah

Dalam karya ilmiah, istilah harus didefinisikan terlebih dahulu sebelum dibahas dalam karya ilmiah. Istilah adalah kata-kata yang berkaitan dengan bidang tertentu.

Contoh: Analisis kontrastif didefinisikan oleh Buren (dalam Allen dan Corde, ed. 1975:280) sebagai suatu pendekatan pengajaran bahasa yang menggunakan metode perbandingan.

 

Baca juga: Bingung Membuat Kata Pengantar? Pelajari Strukturnya, Yuk!

 

Contoh Karya Ilmiah 

 

KECERDASAN JAMAK PADA MANUSIA

(Kajian Teoritis tentang Kecerdasan Jamak yang Dimiliki Manusia)

Ayu N.

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya makalah in dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangsih baik dalam bentuk materi maupun pikiran.

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca agar di lain kesempatan dapat memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini.

Jakarta, November 2023

Penulis

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecerdasan

2.2 jenis-jenis Kecerdasan

2.3 Penerapan Teori Kecerdasan Jamak dalam Pendidikan

2.4 Kecerdasan Ganda dan Perubahan Paradigmatik Pembelajaran

2.5 Keunggulan dan Kelemahan Kecerdasan Jamak

BAB I PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia diciptakan unik. Inilah yang sejak lama dalam ilmu pendidikan dikenal dengan konsep perbedaan individual. Oleh karena itu, sistem klasikal sebenarnya tidak sesuai dengan konsep perbedaan individual karena sistem klasikal menganggap semua siswa yang ada dalam suatu kelas dipandang homogen.

Kondisi in lebih diperparah lag dengan penggunaan metode ceramah dalam proses belajar mengajar. Adanya metode ceramah, materi yang diajarkan sama, prasyarat kemampuan yang dimiliki siswa dianggap sama, tugas-tugas yang diberikan Kepada siswa juga sama, dan media dan alat peraga yang digunakan juga sama.

Akhirnya, hasil akhir pengetahuan, sikap, dan keterampilan atau yang disebut sebagai tujuan instruksional yang diharapkan juga sama, Bahkan tes hasil belajar yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa juga sama. Itulah karakteristik sistem klasikal dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan sistem itulah yang kemudian memperoleh kritik dari banyak pakar yang berpihak kepada sistem pendidikan individual, Salah satunya adalah Howard Gardner, seorang profesor ilmu saraf (neurology), dari Universitas Harvard pada tahun 1984 (Suparlan, 2004:1 98).

Kontribusi Gardner yang sangat besar dalam ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan pada umumnya adalah teori tentang kecerdasan ganda, sebagaimana tertuang dalam bukunya bertajuk Frame of Mind: The Theory of Multiple Intelligence yang menyebutkan tujuh tipe kecerdasan manusia, yakni sebagai berikut.

  1. Linguistic intelligence atau kecerdasan linguistik (bahasa).
  2. Musical intelligence atau kecerdasan musikal
  3. Logical-mathematical intelligence tau kecerdasan
  4. Visual/spatial intelligence atau kecerdasan visual/spasial
  5. Body/kinesthetic intelligence atau kecerdasan
  6. Ragawi/kinestetik
  7. Intrapersonal intelligence atau kecerdasan intrapersonal

Metode pembelajaran Multiple intelligences merupakan salah satu metode alternatif untuk mencairkan kebuntuan proses pembelajaran baik di sektor formal maupun informal. Multiple Intelligences pada awalnya merupakan Kerangka berpikir sebagai pengembangan dari konsep kecerdasan IQ (Intelligence Quotient).

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian kecerdasan jarak?
  2. Apa saja macam-macam kecerdasan jamak tersebut?
  3. Bagaimana penerapan teori kecerdasan jamak dalam pendidikan?
  4. Apa saja keunggulan dan kelemahan kecerdasan jamak?

1.3 Tujuan Penulisan

  1. Agar mengetahui pengertian kecerdasan.
  2. Mengetahui Macam-macam kecerdasan.
  3. Mengetahui penerapan multi kecerdasan dalam pembelajaran.

1.4 Manfaat Penulisan

  1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang kecerdasan jamak yang dimiliki manusia.
  2. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang kecerdasan musik manusia.
  3. Mengetahui aplikasi kecerdasan jamak dalam bidang pendidikan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Teori Multiple Intelligences tidak saja dapat diukur oleh kemampuan matematika, logika, dan bahasa sebagaimana konsep kecerdasan klasik, melainkan setidaknya ada delapan kecerdasan manusia yang dapat dikembangkan, Ke delapan jenis kecerdasan tersebut adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan naturalis.

Teori Multiple Intelligences pada perkembangannya tidak saja merubah paradigma berfikir tentang kecerdasan tetapi juga menjelma menjadi metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga proses pembelajaran dapat menyenangkan dan tidak monoton.

3.2 Saran

Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan jauh dan kesempurnaan. Penyusun akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran mengenai penyajian makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T. 2002. Sekolah Para juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan, Bandung: Kaifa.

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Campbell, L, et al. 1996. Teaching and Learning through Multiple intelligences, Massachusetts: Allyn and Bacon.

Dalton, J. 1990. Creative Thinking and Cooperative Talk in Small Group, Australia: Thomas Nelson.

Dryden,G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar: Keajaiban Pikiran. Bandung: Kaifa,

Fadli. 2010. Teori Kecerdasan Ganda.

Dalam http://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/teori-kecerdasan-ganda, diakses pada 1 November 2019.

Meier, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook: A Creative Guide to Designing and Delivering Faster, More Effective Training Programs. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Nah, itu tadi penjelasan tentang pengertian, ciri, jenis-jenis, struktur hingga kaidah kebahasaan dalam karya ilmiah serta contohnya. Semoga artikel ini mudah untuk kamu pahami ya!

Yuk, belajar menulis karya ilmiah lewat bersama Kakak-kakak Master Teacher di Brain Academy. Ada sesi live teaching, konseling, dan bebas tanya materi sulit sepuasnya lewat chat atau video call. Harga paketnya mulai 100 ribuan aja, lho!

IDN CTA Blog RGLC - BA Center

Nurul Hidayah