10 Jenis Tanah dan Persebarannya di Indonesia

10 Jenis Tanah dan Persebarannya di Indonesia

Kamu tahu, nggak? Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis tanah, loh! Yuk simak pembahasannya untuk tahu jenis-jenis tanah dan persebarannya di Indonesia!

Ada yang di sini hobinya sama nggak, kayak aku? Aku suka banget berkebun nih, gais. Tapi kadang suka bete aja, karena tanah di rumahku itu banyak yang tanah merah gitu. Jadi susah banget ditembus akar tanamannya alias pada mati dong. Jadi aku harus beli tanah lagi nih yang lebih subur di tukang tanaman.

Nah, kasus yang aku alami ini adalah salah satu contoh bahwa jenis tanah di sekitar kita itu beda-beda, loh. Kali ini aku mau bahas jenis-jenis tanah dan persebarannya di Indonesia, nih! Baca sampai selesai yaa, xixixi.

 

Apa Itu Tanah?

Sebelum kita bahas jenis-jenis dan persebarannya, kita bahas tentang tanahnya itu dulu, ya. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Dalam bahasa Yunani, tanah adalah pedon. Itu mengapa ilmu yang mempelajari aspek geologi tanah disebut pedologi.

Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi seluruh kehidupan di bumi, loh. Ini karena tanah berperan sebagai penyedia unsur hara dan air bagi tanaman, sekaligus menjadi penopang akarnya. Selain buat tumbuhan, tanah juga menjadi tempat tinggal bagi beragam mikroorganisme. Sedangkan bagi manusia dan hewan, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Apa Itu Tanah

 

Jenis-Jenis Tanah

Nah, tanah yang kita jumpai di satu tempat dengan yang lainnya bisa berbeda, loh. Masing-masing jenis tanah memiliki karakteristik dan fungsinya yang berbeda juga. Kali ini aku akan membahas 11 jenis tanah dan persebarannya di Indonesia, ya! Langsung aja kita mulai dari yang pertama kalau gitu~

1. Tanah Vulkanik

Sesuai namanya, tanah vulkanik adalah tanah yang berasal dari aktivitas vulkanik, alias gunung meletus. Eits, tapi bukan berarti ketika gunungnya meletus langsung keluar tanah, ya. Material yang keluar dari gunung nantinya akan mengalami pelapukan. Nah, hasil pelapukan inilah yang nantinya akan menjadi tanah vulkanik.

Tanah vulkanik ini sangat subur dan cocok untuk perkebunan maupun pertanian. Ini karena kandungan unsur hara dan mineralnya sangat tinggi. Tanah vulkanik ini tersebar hampir di seluruh pulau kita, yakni di Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Sulawesi.

Tanah Vulkanik

Oh iya, tanah vulkanik ini ada 2 jenis, yaitu regosol dan andosol. Keduanya juga memiliki ciri yang berbeda, nih. Regosol butirannya kasar, berwarna kuning hingga keabuan, dan lebih cocok untuk ditanam tanaman palawija, buah-buahan, dan tembakau. Sedangkan andosol butirannya lebih halus, berwarna abu-abu, dan lebih cocok digunakan di pertanian.

Baca juga: Perbedaan Garam Himalaya dengan Garam Dapur

Psst, btw kalian udah tahu belom apa itu tanaman palawija?

Palawija adalah beberapa jenis tanaman pada lahan kering yang hanya memiliki satu musim. Contoh tanaman palawija adalah jagung, kacang kedelai, dan singkong untuk dataran rendah. Sedangkan untuk dataran tinggi contohnya adalah wortel dan kentang.

 

2. Tanah Aluvial

Tanah aluvial adalah tanah yang berasal dari proses endapan atau sedimentasi. Sedimentasi yang terjadi bisa di daerah sungai, danau, bahkan karena air hujan yang menggenang, loh.

Umumnya, tanah aluvial termasuk tanah yang subur. Ini karena unsur hara yang terdapat pada air secara perlahan terserap oleh tanah ini. Ketika kondisi air sudah surut atau menguap barulah kita bisa menemukan tanah aluvial ini. Biasanya tanah ini berwarna coklat hingga keabu-abuan.

Tanah Aluvial

Di Indonesia, persebaran tanah aluvial ini bisa dibilang cukup merata. Tanah aluvial dapat ditemukan di sekitar sungai Bengawan Solo (Jawa), sekitar sungai Barito dan Kapuas (Kalimantan), dan sekitar sungai Mamberamo (Papua). Tanah aluvial cocok untuk pertanian maupun perkebunan seperti tanaman palawija, kelapa, dan lain-lain.

 

3. Tanah Gambut

Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk. Fun fact, gambut ini sebenarnya adalah tahap awal dari terbentuknya batu bara, loh. Tapi tentunya untuk menjadi batu bara masih diperlukan waktu yang sangat lama, ya.

Tanah gambut dapat ditemukan di daerah rawa dan memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi, drainase yang buruk, dan pada umumnya tidak subur. Tanah gambut berwarna hitam karena tingginya kandungan karbon dari proses pembusukan tanaman.

Walaupun tidak subur, tanah gambut masih cocok untuk ditanami beberapa jenis tanaman seperti karet dan kelapa, serta beberapa jenis tanaman palawija. Tanah gambut di Indonesia bisa dijumpai di daerah pantai barat dan selatan Kalimantan, pantai timur Sumatra, dan pantai selatan Papua.

Oh iya, tanah gambut ini merupakan salah satu jenis tanah organosol, ya. Tanah organosol adalah tanah yang berasal dari pelapukan bahan organik. Nah, tanah organosol ini dibagi jadi 2 nih, yakni tanah gambut dan tanah humus. Sekarang kita bahas tentang humus, ya~

 

 

4. Tanah Humus

Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari tumbuhan yang sudah mengalami pelapukan sempurna. Mirip dengan tanah gambut, tanah humus memiliki warna coklat kehitaman. Bedanya, tanah humus sangat subur dan gembur, serta memiliki kandungan mineral dan zat hara yang tinggi.

Umumnya, tanah humus ini dapat ditemukan di daerah yang memiliki banyak batuan pohon dengan daun yang lebat. Daun-daun dari pohon yang berguguran nantinya akan membusuk hingga akhirnya menjadi tanah humus ini, deh.

Tanah Organosol

Karena tanah humus banyak ditemui di daerah dengan iklim hutan hujan tropis, persebarannya cukup merata di Indonesia. Tanah humus dapat ditemukan di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Papua, dan sebagian Sulawesi.

Baca juga: Fakta Menarik Awan

 

5. Tanah Podsol

Tanah podsol adalah tanah yang berasal dari sedimen kuarsa dan terbentuk karena pengaruh suhu yang rendah dan curah hujan yang tinggi. Tanah podsol dapat berwarna kuning, merah, ataupun kuning keabuan. Ciri tanah podsol adalah tanahnya tidak subur, dan bertekstur pasir hingga lempung.

Tanah podsol ini tersebar di daerah pegunungan Sumatra, Kalimantan, Maluku, Papua, dan Jawa bagian barat. Tanaman yang cocok dengan tanah ini adalah karet, kelapa sawit, jambu mete, dan kelapa.

Oh iya, tanah ini tidak subur karena curah hujan yang tinggi, ya. Tanah podsol miskin unsur hara karena kandungannya sudah tercuci oleh air hujan. Tanah podsol juga memiliki kandungan alumunium dan besi yang tinggi, itulah mengapa tanah podsol dapat berwarna kuning hingga kemerahan.

Ciri lain tanah podsol adalah lapisan pada tanahnya terlihat jelas perbedaannya. Lapisan atasnya biasanya berwarna abu pucat, sedangkan lapisan bawahnya berwarna kuning kemerahan. Ini karena tanah ini telah mengalami podsolisasi, yaitu proses pemindahan bahan organik maupun mineral tanah dari lapisan bagian atas ke bawahnya. Proses ini terjadi karena air hujan yang sebelumnya aku sebut, ya.

Tanah Podsol

Untuk tanah podsol di Indonesia, banyak yang dijumpai berwarna merah kekuningan. Ini karena curah hujan Indonesia yang tinggi menyebabkan besi yang terkandung di tanah podsol berkarat atau teroksidasi, sehingga memberi tampilan warna merah. Sedangkan di daerah yang curah hujannya rendah memiliki warna kuning keabuan.

 

6. Tanah Kapur

Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari pelapukan batuan kapur. Sesuai dengan karakteristik kapur, tanah ini tidak subur dan tidak cocok ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air, ya. Tapi tanah ini cocok ditanami pohon yang kuat dan tebal seperti pohon jati.

Tanah Kapur

Tanah kapur dapat ditemukan di daerah Indonesia yang kering, seperti sekitar Gunung Kidul, Yogyakarta, dan daerah pegunungan kapur di sekitar Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

 

7. Tanah Litosol

Tanah litosol adalah tanah yang baru terbentuk karena proses pelapukan yang masih rendah. Ini karena batuan pada tanah ini belum mengalami pelapukan yang sempurna. Karena pelapukannya belum sempurna, tanah ini memiliki tekstur yang beragam, dari halus, berpasir, hingga berkerikil.

Tanah ini kurang subur, namun cocok untuk ditanami rumput ternak dan pohon-pohon besar. Ini karena tanah litosol yang masih muda, sehingga lapisan tanahnya masih sedikit dan lebih banyak batuan padat dan besar. Itulah mengapa tanah ini kurang cocok untuk akar tanaman pada umumnya.

Tanah Litosol

Tanah ini perlu ditanami pohon-pohon besar terlebih dahulu agar dapat mempercepat pelapukan batuan pada tanah ini. Hal ini disebut reforestasi. Setelah kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya, barulah tanahnya dapat digunakan untuk lebih banyak jenis tanaman. Tana litosol dapat ditemukan di daerah curam sekitar Jawa Barat, Jawa Tengah, dan NTB.

 

8. Tanah Latosol

Tanah latosol adalah tanah yang terbentuk karena pelapukan dengan intensitas tinggi. Tanah ini dapat ditemukan di wilayah dengan iklim hutan hujan tropis. Mirip dengan tanah podsol, tanah ini memiliki kandungan besi atau alumunium yang tinggi dan mengalami oksidasi, sehingga warnanya berwarna kemerahan.

Berbeda dengan tanah podsol, tanah latosol memiliki humus di lapisan paling atasnya, sehingga dapat dikatakan subur. Namun apabila lapisan humus ini hilang, maka tanah ini langsung dinyatakan tidak subur. Ini karena di atas tanah latosol masih ditumbuhi pohon-pohon, yang mana ketika daunnya gugur akan mengalami pelapukan dan menjadi humus.

Tanah Latosol

Karena Indonesia memiliki iklim tropis, maka tanah latosol banyak dijumpai di tanah hutan-hutannya. Tanah latosol dapat ditemukan di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan sebagian Pulau Jawa.

 

9. Tanah Laterit

Tanah laterit adalah tanah yang sebelumnya subur, namun unsur haranya sudah hilang karena larut dan terbawa air hujan. Nah, tadi kan tanah latosol aku bilang hanya subur karena terdapat humus di atasnya, kan. Tanah laterit ini bisa dibilang adalah tanah latosol yang sudah terbilas hujan.

Tanah ini memiliki warna merah karena kandungan besinya yang tinggi, itulah mengapa disebut juga sebagai tanah merah. Karena unsur haranya sudah terbilas, tanah ini kurang subur dan hanya cocok ditanami tanaman tertentu seperti kopi, cengkeh, dan kelapa sawit.

Tanah Laterit

Tanah laterit ini juga cocok digunakan untuk beragam kerajinan, loh, seperti vas, genting, kendi, dan lain-lain. Tanah laterit dapat ditemukan di beberapa daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.

 

10. Tanah Mergel

Tanah mergel adalah tanah dari campuran kapur, pasir, dan tanah liat. Tanah ini berwarna putih keabuan dan memiliki kandungan mineral yang tinggi. Sama seperti tanah kapur, tanah ini juga kurang subur, ya. Tanah mergel dapat terbentuk karena curah hujan yang tidak merata.

Tanah ini tidak subur karena memiliki kandungan organik dan zat hara yang sangat sedikit. Ini menyebabkan tanah mergel hanya cocok ditanami tanaman yang kuat dan tahan banting seperti jati, ya.

Tanah Mergel

Tanah mergel ini dapat ditemui di daerah pegunungan atau dataran rendah yang terdapat batuan kapur. Kamu dapat menemui tanah mergel di sekitar Gunung Kidul, Kediri, dan Madiun.

Nah, itu dia 10 jenis tanah dan persebarannya di Indonesia, ya! Walaupun masing-masing memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda, semuanya tetap berguna bagi kehidupan di bumi, loh. Jadi jangan ada yang dipandang sebelah mata yaa, xixixi.

Btw, topik jenis-jenis tanah dan persebarannya di Indonesia ini sering muncul di UTBK, loh! Kalau kamu mau belajar lebih dalam lagi topik lainnya yang sering muncul di UTBK, kamu bisa bergabung di Brain Academy, ya! Brain Academy menggunakan sistem belajar online dan offline, loh. Jadi belajarmu bisa lebih asik juga tentunya, hehehe.

Sampai jumpa di artikel berikutnya, ya. Semangat terus belajarnya! Dadah~

Brain Academy

Referensi:

Russanti, I. (2019). Eksplorasi Batik Tanah. Bandung: Pantera Publishing.

Tanah Podsolik’ Kementererian Pertanian Badan Litbang Pertanian [daring]. Diakses pada: https://www.litbang.pertanian.go.id/tahukah-anda/202/ (9 Mei 2022)

Podzols’ The James Hutton Institute [daring]. Diakses pada: https://www.hutton.ac.uk/learning/exploringscotland/soils/podzols (9 Mei 2022)

Chalky Soils’ Notcutts UK [daring]. Diakses pada: https://www.notcutts.co.uk/garden-advice/plants-for-purpose/chalky-soils/ (10 Mei 2022)

Coelho, S. ‘Is It Better to Be a Night Owl or Early Bird?Healthline, 15 Oktober 2021 [daring]. Diakses pada: https://www.healthline.com/health/sleep/night-owl-vs-early-bird#shifting-your-sleep-pattern (14 Februari 2022)

Sumber Gambar:

Tanah Aluvial [daring]. Tautan: https://www.99.co/id/panduan/mengenal-tanah-aluvial-jenis-tanah-terbaik-untuk-pertanian. Diakses pada 20 Mei 2022.

Tanah Vulkanik [daring]. Tautan: https://www.winemag.com/2022/03/11/volcanic-soils-wine-science/. Diakses pada 20 Mei 2022.

Tanah Podsol [daring]. Tautan: https://en.wikipedia.org/wiki/Podzol. Diakses pada 20 Mei 2022.

Tanah Litosol [daring]. Tautan: https://en.wikipedia.org/wiki/Rankers. Diakses pada 20 Mei 2022.

Tanah gembur [daring]. Tautan: https://midwesthome.com/archive/the-scoop-on-soil/. Diakses pada 20 Mei 2022.

Tanah Latosol [daring]. Tautan: https://www.flickr.com/photos/goosmurf/3659295383. Diakses pada 20 Mei 2022.

Tanah Laterit [daring]. Tautan: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Laterite_quarry.jpg. Diakses pada 20 Mei 2022.

 

Kak Ali MT Soshum