20 Contoh Teks Negosiasi Singkat beserta Strukturnya, Seru!

Pojok Sekolah - Contoh Teks Negosiasi

Contoh teks negosiasi  dapat terjadi di mana pun sesuai dengan kepentingan, seperti di pasar, toko, sekolah, instansi pemerintah, dan lain-lain. Yuk, baca beberapa contohnya dalam berbagai situasi sehari-hari berikut ini. 

Tidak hanya di pasar atau di toko saat membeli sesuatu, contoh teks negosiasi dapat terjadi di mana pun. Misalnya, saat kamu bernegosiasi dengan orang tua saat ingin pergi ke luar atau dengan guru ketika harus mengumpulkan tugas.

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai definisi, ciri-ciri, unsur serta struktur dan kaidah kebahasaan teks negosiasi. Teks negosiasi memiliki urutan struktur yang khas, yaitu orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan.

Nah, agar lebih memudahkan kamu memahami teks negosiasi, artikel ini akan lebih fokus pada  contoh teks negosiasi dan jenisnya. Yuk disimak!

Baca juga: Pengertian Teks Negosiasi, Unsur, Ciri, Struktur, dan Kebahasaannya

 

Pengertian Teks Negosiasi

Teks negosiasi adalah teks yang memuat bentuk interaksi sosial dan berfungsi untuk mencari kesepakatan atau penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang bersengketa atau mempunyai perbedaan kepentingan.

Tujuan adanya negosiasi yaitu untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak dalam melakukan transaksi. Dengan belajar teks negosiasi, maka kamu akan lebih toleran dan menghargai orang lain dengan tidak memaksa pihak lain dalam mengatasi perselisihan atau perbedaan pendapat.

 

Jenis-Jenis Teks Negosiasi

Sebelum membuat contoh teks negosiasi, terdapat 3 jenis negosiasi yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu bentuk lisan, campuran, dan tulisan (surat penawaran).

1. Negosiasi Bentuk Lisan

Teks negosiasi lisan dikemas dalam pola penyajian lisan atau mengandung dialog. Contohnya: percakapan dalam kehidupan sehari-hari, misal jual beli di pasar.

2. Negosiasi Bentuk Campuran

Teks negosiasi bentuk campuran dikemas dalam pola penyajian yang mengandung narasi dan dialog. Contohnya: negosiasi dalam cerpen.

3. Negosiasi Bentuk Tulisan

Teks negosiasi bentuk tulisan dikemas dalam pola penyajian berupa tulisan. Contohnya: surat penawaran yang termasuk dalam jenis surat niaga.

a. Surat Penawaran 

Surat penawaran termasuk kategori surat resmi yang berupa surat niaga (surat resmi yang dibuat seseorang atau suatu badan usaha untuk mencari keuntungan dari kegiatan berbisnis).

b. Unsur-unsur Surat Penawaran

  • Kop surat
  • Nomor surat
  • Lampiran
  • Hal/perihal
  • Tanggal surat
  • Alamat penerima surat
  • Salam pembuka surat
  • Tubuh surat
  • Salam penutup surat

 

Baca juga: Terlengkap! Contoh Teks Prosedur Sederhana, Kompleks, dan Protokol

 

Contoh Teks Negosiasi

Setelah kamu memahami pengertian, jenis, dan struktur teks negosiasi, sekarang kita langsung lihat contoh teks negosiasi singkat di berbagai situasi berikut ini, yuk!

 

1. Contoh Teks Negosiasi di Lingkungan Sekolah

Negosiasi antara Bu Dewi sebagai wali kelas dengan ketua kelas bernama Rahma berkaitan dengan rencana study tour ke Yogyakarta. 

Bu Dewi: “Rahma, bagaimana rencana study tour  ke Yogyakarta, apakah semua anggota kelas setuju?”

Rahma: “Saya sudah berbicara dengan mereka Bu, hanya ada usulan untuk destinasinya diganti ke Bali saja Bu.”

Bu Dewi: “Wah, kenapa pada minta seperti itu?”

Rahma: “Karena sekolah kita sudah sering ke Yogyakarta, Bu. Kalau ke Bali kan belum pernah sama sekali.”

Bu Dewi: “Tapi ibu sudah bicarakan rencana ini ke bapak kepala sekolah dan beliau sudah setuju.”

Rahma: “Iya Bu, tetapi jika ke rencana semula sepertinya banyak teman-teman yang tidak ikut.”

Bu Dewi: “Aduh bagaimana ya, padahal Ibu sudah mempersiapkan semuanya.”

Rahma: “Begini saja Bu, biar saya dan teman-teman yang menghadap ke kepala sekolah dan membicarakan tentang rencana study tour diganti ke Bali.”

Bu Dewi: “Baiklah kalau begitu, secepatnya kamu bicarakan dengan beliau, lalu nanti kabari Ibu hasilnya.”

Rahma: “Baik Bu.”

 

2. Contoh Teks Negosiasi di Bank

Pegawai bank: “Selamat pagi, pak.”

Nasabah: “Pagi, mba”

Pegawai bank: “Ada yang bisa saya bantu?”

Nasabah: “Saya ingin mengajukan pinjaman uang untuk kebutuhan usaha. Apakah bisa?”

Pegawai bank: “Bisa, pak.”

Pegawai bank: “Di bank kami ada dua jenis peminjaman uang.”

Nasabah: “Dua-duanya sama-sama bagus, mba?”

Pegawai bank: “Iya, pak, sama-sama bagus. Kalau yang A uang yang dapat dipinjam sebesar 5 juta. Sedangkan yang B, uang yang dapat dipinjam 10 juta.”

Nasabah: “Kalau yang A, syarat-syarat yang dibutuhkan apa saja?”

Pegawai bank: “Hanya BPKB kendaraan bermotor saja dan bunganya sebesar 2,5%.”

Nasabah: “Untuk jaminannya, apakah bisa selain BPKB kendaraan bermotor?

Pegawai bank:”Belum bisa, pak.”

Nasabah: “Batas waktu cicilannya berapa bulan?”

Pegawai bank: “Untuk batas cicilannya selama 5 bulan.”

Nasabah: “Terima kasih atas informasinya, mba. Mungkin lain waktu saya baru bisa meminjam uang.”

Pegawai bank: “Apa bapak sudah benar-benar yakin?”

Nasabah: “Saya sudah yakin, mba.”

Pegawai bank: “Terima kasih atas kehadirannya, pak. Sampai jumpa kembali.”

Nasabah: “Baik, mba. Sekali lagi saya terima kasih.”

 

3. Contoh Teks Negosiasi Bentuk Narasi

Seperti biasanya, setiap pagi pasti ibu akan pergi ke pasar untuk belanja harian. Kendaraan motor yang ada di rumah selalu digunakan untuk mengantarkannya ke pasar. Ibu sudah mempunyai toko langganan yang menurutnya lebih murah daripada toko-toko lainnya.

Singkat cerita, toko langganan ibu sedang tutup, sehingga ibu berpindah ke toko sebelahnya. Ibu mulai mencari bahan-bahan yang akan dimasak hari ini dan besok. Ibu sempat merasa bingung karena catatan belanja lupa dibawa. Setelah diingat-ingat kembali, Ibu ingin membeli satu kilo ayam, bahan sayur sop, bahan sambal, dan bumbu-bumbu dapur.

Ibu menyapa penjualnya dengan menanyakan beberapa harga sayuran supaya mengetahui apakah harganya sangat mahal atau tidak.

Sebelum membeli bahan-bahan tersebut, ibu bertanya kepada pedagang harga dari bahan-bahan tersebut. Ibu baru tahu kalau harga ayam sedikit lebih mahal dibandingkan dengan toko langganannya. Tanpa berpikir panjang, ibu langsung mengajukan harga yang sesuai dengan toko langganannya.

Penjual merespon dengan jawaban santai, sehingga pengajuan ini dilanjutkan dengan tawar menawar khas ibu-ibu dan pedagang.

Ibu sangat dikenal ketika melakukan tawar menawar tidak pernah kalah. Ibu mulai menawar kembali harga ayam yang semula 35 ribu menjadi 32 ribu. Pedagang pun menolak tawaran yang ibu itu dan meminta untuk menaikkan harga.

Ibu pun menolak karena dianggap harga ayam tersebut terlalu mahal. Serasa tidak mau merugi, pedagang kembali meminta untuk menaikkan harga ayam itu. Kemudian, ibu menaikkan harga ayam itu menjadi  33 ribu. Pedagang merasa masih rugi, sehingga menawarkan harga 34 ribu, tetapi harga segitu dianggap malah oleh ibu.

Hingga pada akhirnya, ibu tidak jadi membeli ayam di toko sebelah langganannya dan berpindah ke toko lain.

Proses negosiasi tidak mendapatkan titik temu, sehingga kesepakatan tidak jadi tercapai. Pedagang kecewa karena harus kehilangan pelanggan. Sementara itu, ibu lelah karena harus berpindah toko lainnya.

Kemudian ibu melakukan strategi jitu dengan cara pura-pura pergi supaya pedagang itu memanggilnya kembali. Tapi apalah daya, ternyata pedagang itu tidak memanggil ibu kembali.

 

4. Contoh Teks Negosiasi dalam Bentuk Surat Penawaran Mesin Fotokopi

Semarang, 1 Februari 2023

Yth. Direktur PT. Harapan Bangsa

di tempat

 

Dengan hormat,

Berdasarkan iklan di harian Kompas pada tanggal 10 Januari 2023 lalu, kami mengetahui bahwa perusahaan Anda sedang memerlukan mesin fotokopi.

Oleh karena itu, kami mengajukan penawaran mesin fotokopi dengan spesifikasi berikut ini.

Merk dan warna: Canon, abu-abu

Tipe: Canon IP17

Tahun pembuatan: 2019

Harga: Rp14.800.000

Metode Pembayaran: Cash On Delivery

Metode Penyerahan: Franco pembeli

Sifat Penawaran: Bebas

 

Apabila Anda memerlukan informasi yang lebih jelas, bersama surat ini, kami menyertakan brosur produk yang dimaksud.

Demikian surat penawaran ini kami ajukan, agar kiranya informasi ini dapat berkenan di hati Anda.

Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.

 

       Hormat Kami,

Adi Baskoro

Direktur

 

5. Contoh Teks Negosiasi Surat Penawaran Buku Sekolah

Kepada Yth.

Bapak/Ibu Kepala Sekolah

Dengan hormat,

Kami adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan buku-buku sekolah. Bersama surat ini, kami mengajukan penawaran produk berupa buku-buku sekolah yang tersedia ke sekolah yang Bapak/Ibu pimpin.

Kami juga telah melampirkan daftar buku yang tersedia lengkap dengan daftar harganya dalam halaman lampiran surat ini. Kami sangat berharap Bapak/Ibu berkenan dalam mempertimbangkan penawaran dari kami.

Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.

 

Hormat Kami,

 

Amelia Jordi

Penerbit Bintang

Baca juga: Contoh Soal  dan Pembahasan Literasi Bahasa Indonesia SNBT/UTBK 2023

 

6. Contoh Teks Negosiasi Bentuk Narasi Jual Beli Ubi

Pagi ini Ibu Risma pergi ke pasar untuk membeli ubi ke pedagang di Pasar Panjang. Sampai di sana, Ibu Risma berhenti di Toko Tukiyem karena melihat ubi-ubi bagus dengan ukuran besar yang dicarinya. Sambil memegang sebuah ubi, Ibu Risma menanyakan harga terkini untuk satu kilo Ubi. Tukiyem menyebutkan harga Ubi adalah Rp 10.500 per kilo.

Tukiyem menjelaskan harga ubi per kilo bisa lebih murah jika Ibu Risma Membeli dalam jumlah banyak. Sutejo pun menunjukkan stok ubi yang harganya Rp 10.500 per kilo. Ibu Risma mencoba ubi dengan harga Rp 8..500 per kilo karena akan membeli 50 kg. Tukiyem minta dinaikkan lagi karena harga tersebut belum untung. Ibu Risma pun menawar Rp 9.000 per kilo.

Tukiyem menyetujui harga Rp 9.000 jika Ibu Risma membeli 50 kg ubi. Ibu Risma setuju dengan harga tersebut. Ibu Sumiyati akhirnya membeli ubi 50 kg dari Tukiyem. Tukiyem dan Ibu Risma saling berterima kasih sebelum akhirnya Ibu Risma pergi meninggalkan toko usai membeli ubi.

 

7. Contoh Teks Negosiasi Bentuk Narasi tentang Penjual Pembeli di Pasar

Pagi itu, penjual ikan keliling yang di pasar perumahan Bu Ridha tinggal, datang. Bu Ridha yang memang sudah berlangganan dengan penjual ikan kemudian menghampiri dan mulai mencari ikan yang hendak dibeli.

Langsung saja Bu Ridha memilih jenis ikan yang dibawa oleh penjual. Ketika hendak menentukan jenis ikan yang akan dibeli, antara ikan bandeng dan ikan tongkol, Bu Ridha menanyakan kepada penjual mengenai kualitas kedua jenis ikan tersebut.

Sang penjual mengatakan bahwa semua ikan yang dibawanya kesegarannya terjamin karena baru subuh tadi diambil dari tempat pelelangan ikan. Karena ikan baronang tampak lebih baik daripada ikan bandeng maka Bu Ridha memilih membeli ikan tongkol. Namun, ia tiba-tiba teringat dengan suaminya yang sangat ingin memakan ikan bandeng maka ia memutuskan untuk membeli ikan bandeng.

Setelah memutuskan membeli ikan bandeng, Bu Ridha kemudian menanyakan berapa harga yang ditawarkan oleh penjual ikan tersebut. Seekor ikan bandeng dihargai Rp13.000, tapi jika membeli sebanyak empat ekor harganya cuma Rp50.000 saja. Bu Ridha merasa harga yang ditawarkan penjual terlalu mahal mengingat ikan bandeng yang sering ia beli di pasar harganya hanya Rp10.000 per ekornya.

Maka, Bu Ridha menawar ikan bandeng tersebut dengan harga Rp40.000 untuk empat ekor. Sang penjual menolak dengan alasan ia tidak mendapatkan keuntungan jika menjual ikannya dengan harga yang ditawarkan Bu Ridha. Kemudian, penjual ikan menurunkan sedikit dari harga semua yakni Rp47.000. Namun, Bu Ridha merasa jika harga tersebut masih tergolong mahal untuk ikan bandeng.

Bu Ridha kemudian menaikkan sedikit tawarannya menjadi Rp43.000. Si penjual ikan menyetujui penawaran kedua Bu Ridha karena dia merasa harga ini sudah cocok dan bisa mendapatkan sedikit keuntungan.

Di sisi lain, Bu Wati juga merasa harga ini pantas untuk ikan bandeng. Kalaupun ada perbedaan harga dari ikan yang sering ia beli di pasar, hanya Rp3.000 saja. Setelah harga disepakati, Bu Wati membayar ikan bandeng yang dibelinya.

 

8. Contoh Teks Negosiasi Penjual dan Pembeli di Toko

Pada Minggu sore seorang anak remaja yang bernama Rais berkunjung ke toko hendak membeli tas sekolah karena tas yang ia pakai selama ini telah rusak. Ia mendatangi satu di antara toko penjual tas di kawasan pertokoan.

Sesampainya di toko tersebut, Rais bertanya-tanya kepada si penjual tentang kisaran harga dan kualitas tas yang dijual di toko tersebut.

“Pak, saya sedang mencari tas sekolah yang harganya terjangkau. Kira-kira yang mana yah pak?”

“Oh iya Dek, harga tas di sini bermacam-macam, mulai harga Rp100.000 sampai Rp300.000.”

“Oh begitu yah. Apa boleh melihat model dan warna tasnya Pak?”

“Boleh Dek, di sebelah sini. Ikut Bapak saja.”

Rais pun mengikut si penjual berkeliling melihat-lihat tas. Di satu di antara rak, Rais melihat tas yang membuatnya tertarik, ia suka model dan warnanya. Ia menghampiri rak tersebut dan menanyakan harga tasnya ke penjual.

“Kalau boleh tahu harga tas yang ini berapa ya Pak?”

“Kalau yang ini harganya Rp150.000, Dek.”

Rais merasa harga tersebut mahal, tetapi ia terlanjur suka dengan tasnya. Ia pun mencoba menawar.

“Kok, mahal banget ya Pak, apa tidak bisa ditawar?”

“Iya Dek, karena tas ini keluaran terbaru, kualitasnya juga bagus. Memangnya mau ditawar berapa Dek?”

“Rp100.000 aja pak tasnya”

“Aduh Dek, kalau harga segitu belum bisa.”

“Saya tambah deh Pak Rp20.000, jadi Rp120.000 bagaimana Pak?”

“Maaf dek belum boleh turunnya terlalu banyak. Begini saja, Bapak turunkan menjadi Rp135.000 bagaimana? Itu sudah harga yang paling murah.”

“Turunin dikit dong Pak, Rp130.000 aja.”

“Iya deh kalau begitu, boleh diambil dengan harga segitu”

Setelah sepakat dengan harga tasnya, mereka berdua beranjak menuju tempat kasir untuk membayar harga tas. Akhirnya, Rais mendapatkan tas sekolah yang ia inginkan.

 

9. Contoh Teks Negosiasi Bentuk Dialog Menawar Tarif Angkutan

Calon penumpang: “Bang, ke Pasar Panjang berapa?”

Tukang becak: “12 ribu, Mbak.”

Calon penumpang: “Yah, kok mahal banget Bang, 6 ribu aja.”

Tukang becak: “Aduh, kemurahan Mbak. Pasar Panjang kan jauh.”

Calon penumpang: “Iya deh, saya tambah jadi 8 ribu, gimana?”

Tukang becak: “Naikin dikit Mbak, jadi 10 ribu.”

Calon penumpang: “Baiklah Bang, saya setuju. Antar ke Pasar Baru ya, Bang.”

 

10. Contoh Teks Negosiasi Bentuk Dialog di Sekolah

Fathir: “Selamat siang, Pak.”

Kepsek: “Siang, masuk Thir! Ada apa?”

Fathir: “Ini Pak, ada proposal acara LDK untuk bulan depan.”

Kepsek: “Coba Bapak lihat! Ini  acara puncaknya di luar sekolah?”

Fathir: “Iya, Pak. Rencananya di Kampung Gajah, Lembang.”

Kepsek: “Kalau begitu mohon maaf, Bapak tidak bisa izinkan. Resikonya terlalu besar untuk dilaksanakan di luar sekolah, apalagi di luar kota. Bagaimana kalau di sekolah saja? Biayanya sedikit, tanggung jawabnya pun tidak terlalu berat.”

Fathir: “Kami sudah memikirkan soal itu, Pak. Kampung Gajah tidak terlalu jauh. Kami juga akan mengikutsertakan alumni. Soal biaya 50% ditanggung alumni, tapi dengan syarat acara outbound diadakan di luar.”

Kepsek: “Begitu ya? Baiklah, nanti akan Bapak pertimbangkan.”

Irwan: “Terima kasih, Pak.”

 

11. Contoh Teks Negosiasi dengan Penjual Mangga

Pembeli : “Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?”

Penjual : “Tiga puluh ribu, Bu. Murah.”

Pembeli : “Boleh kurang kan, bang?”

Penjual : “Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lho, Bu. Ini bukan karbitan. Matang pohon.”

Pembeli : “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim, Bang. Dua puluh ribu saja ya?”

Penjual : “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Biar saya dapat untung, Bu.”

Pembeli : “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?”

Penjual : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.”

Pembeli : “Iya, Bang. Yang penting saya dapat mangga yang bagus dan tidak busuk.”

Penjual : “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.”

Pembeli : “Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak.”

Akhirnya, penjual mempersilakan pembeli untuk memilih dan menimbang sendiri mangga yang dibelinya.

 

12. Contoh Teks Negosiasi tentang HP Baru

Perihal HP barunya itu, sesungguhnya sudah lama Rani menginginkannya. Beberapa kali ia membujuk Ayahnya agar dibelikan HP. Gagal meminta langsung pada Ayahnya, Rani pun minta bantuan ibunya. Namun, tetap saja usaha Rani gagal.

Minggu lalu, Rani benar-benar berusaha meyakinkan ayahnya betapa ia sangat membutuhkan HP.

“Yah … Rani benar-benar perlu HP. Belikan ya Yah?” kata Rani pada ayahnya.

“Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula kan sudah ada telepon rumah,” kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja.

“Tapi, Yah … semua teman Rani punya HP. Mereka dapat dengan mudah menelepon orangtuanya saat terpaksa pulang telat.”

“Lha kalau begitu kamu jangan pulang telat,” kata ayah lagi.

Rani hampir saja menangis.

“Tak hanya itu, Yah … Rani iri sama teman-teman Rani yang dapat dengan mudah mengunduh materi pembelajaran, mengirim tugas, bahkan berdiskusi untuk mengerjakan tugas-tugas tanpa harus keluar rumah,” kata Rani dengan kalimat yang runtut dan jelas. Kalimat yang sudah beberapa hari ia rancang untuk merayu Ayahnya.

Mendengar penjelasan Rani, Ayah melepas kacamatanya dan menatap Rani dengan lembut.

“Sebegitu pentingkah HP itu bagimu, Nak?”

Rani hampir saja melonjak kegirangan mendengar reaksi ayahnya.

“Iya, Yah. Apalagi guru-guru sering menugaskan kami untuk mengirim tugas ke grup facebook atau mengunggah tugas di blog. Kalau Rani punya HP kan enak. Bisa buat diskusi bareng teman-teman sekaligus dapat mengakses internet melalui HP.”

“Hm … Ayah akan membelikan HP untuk Rani, asal ….” ayah seakan sengaja menggoda Rani.

“Asal apa, Yah?” tanya Rani tak sabar.

“Asal Rani rajin belajar dan berjanji akan menggunakan HP itu untuk hal-hal yang positif.”

“Rani janji, Yah. Makasih ya Ayah,” janji Rani sambil memeluk Ayahnya.

 

13. Contoh Teks Negosiasi di Dalam Kelas

Kamis pagi usai pelajaran olah raga, Bu Mia, guru Kimia masuk kelas X MIPA tepat waktu. Tak seperti biasanya, hari itu anak-anak belum selesai berganti pakaian. Penyebabnya, mereka baru saja mengikuti ujian lari mengelilingi stadion.

Sebenarnya hari itu Bu Mia akan memberikan ulangan. Beberapa siswa yang napasnya masih memburu dan keringatnya bercucuran, mengajukan usul pada Dani.

“Dan … minta Bu Mia menunda ulangan dong. Capek nih,” kata Ali.

“Waduuuh aku gak berani,” jawab Dani. “Lia saja suruh bilang. Dia kan ketua kelas, ” sambung Dani.

“Baiklah, aku akan mencoba merayu Bu Mia. Doakan berhasil,” kata Lia.

“Beres. Kamu kan ketua kelas.”

Dengan santun, Lia menghadap Bu Lia yang wajahnya tampak kaku melihat murid-muridnya belum juga siap mengikuti pelajaran.

“Maaf, Bu. Boleh Lia berbicara sebentar?” tanya Lia sambil duduk.

“Iya. Ada apa?”

“Begini, Bu, saya mewakili teman-teman, Lia minta maaf karena temanteman belum selesai ganti baju.“

“Biasanya kan tidak terlambat seperti ini?” tanya Bu Mia.

“Iya, Bu. Sekali lagi maakan, kami. Kami kelelahan, Bu. Tadi baru saja ujian lari mengelilingi stadion 2 kali.”

“Oh … kenapa tidak bilang tadi? Kalian sudah minum?” suara Bu Mia berubah ramah setelah tahu penyebab Lia dan kawan-kawannya terlambat ganti baju.

“Belum sempat, Bu. Kami takut ketinggalan ulangan,” jawab Lia tetap dengan sopan. “Kalau boleh, kami minta waktu sepuluh menit untuk minum dan ganti baju, Bu. Biar badan kami segar.”

“Ya sudah, kalian istirahat 15 menit. Ulangannya minggu depan saja. Nanti kita latihan soal saja,” jawab Bu Lia mengagetkan Mia dan teman-teman.

“Makasih, Bu,” kata Lia.

“Eit … tapi ingat. Kalian harus tertib. Tidak boleh gaduh dan mengganggu kelas lain. Dan masuk kelas lagi tepat pukul 09.00 WIB.”

“Iya, Bu. Makasih.”

Teman-teman Lia yang sejak tadi ikut menyimak pembicaraan Lia dan Bu Mia bertepuk tangan gembira mendengar keputusan Bu Mia.

 

14. Contoh Teks Negosiasi tentang Pilihan Kuliah

Ayah : “Nak, ke sini. Ayah mau bicara.”

Anak : “Ada apa, Yah?”

Ayah : “Apa rencanamu ke depan setelah lulus SMP, Nak?”

Anak : “Oh, aku ingin masuk sekolah kejuruan, Yah.”

Ayah : “Kejuruan? Gak salah Nak? Kenapa gak ke SMA saja? Nanti kamu bisa kuliah dengan pilihan yang terbaik.”

Anak : “Aku ingin segera mengembangkan bakat mekanikku, Yah. Lagian setelah tamat SMK kan bisa kuliah juga.”

Ayah : “Iya, tapi nanti kamu akan kesulitan kalau mau kuliah karena jurusannya terbatas dan kemampuan akademiknya juga kurang siap. Jadi, Ayah sarankan ke SMA saja, ya!”

Anak : “Waduh, Ayah gimana sih. Emangnya Ayah yang mau sekolah? Lagian kalo nanti gak kuliah, aku langsung bisa kerja di perusahaan otomotif.”

Ayah : “Masa, zaman sekarang tidak kuliah? Apa kata orang?”

Anak : “Ayah tenang saja, semuanya sudah aku pikirkan. Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita.”

Ayah : “Ya, sudahlah kalau itu mau kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya.”

Anak : “Iya, yah.”

 

15. Contoh Teks Negosiasi tentang Penawaran Ice Cream

Yth. Marhaban Wedding Organizer

Jalan Kartini

Kota Batu Jawa Timur

 

Dengan hormat,

Ladzidzan Ice Cream & Bakery adalah sebuah perusahaan kuliner yang menyediakan ice cream dan roti untuk kepentingan pesta perkawinan.

Kami sudah berpengalaman puluhan tahun melayani pelanggan terutama perusahaan penyelenggara pesta perkawinan, ulang tahun, dan berbagai event besar lainnya. Kami hanya menyediakan produk kuliner bercita rasa tinggi dengan penampilan elegan.

Dalam rangka pembukaan cabang baru di Kota Batu, kami menawarkan harga khusus selama masa promosi bulan April – Mei 2015. Jenis poduk dan harga barang dapat dilihat pada brosur terlampir. (Harga dan ketentuan berlaku). Keterangan lebih lanjut hubungi customer service kami melalui nomor HP 0882334132. Percayakan kebutuhan perusahaan Anda pada kami.

Demikian surat penawaran ini kami sampaikan. Atas kepercayaan Anda kami menyampaikan terima kasih.

 

Hormat kami,

Marketing Ladzidzan Ice Crem & Bakery

 

16. Contoh Teks Negosiasi antara Warga dengan Investor

Sudah tiga tahun lebih warga Dusun Sejahtera berjuang untuk menyelamatkan sumber mata air yang terletak di desanya. Perjuangan panjang tersebut bermula ketika sebuah perusahaan properti mulai membangun hotel di kawasan sumber mata air tersebut. Sumber air “Panguripan” menjadi tumpuan hidup tidak hanya bagi enam ribu warga Desa Sejahtera, tetapi juga bagi puluhan ribu warga desa sekitarnya. Sumber air panguripan menjadi penyedia air bersir untuk dikonsumsi sekaligus untuk memenuhi pengairan sawah bagi puluhan hektare sawah. Bila pembangunan hotel itu diteruskan, sumber air Panguripan akan mati.

Meskipun beberapa kali didemo warga, pihak pengembang tetap bersikukuh melanjutkan pembangunannya.

Akhirnya, Pak Lurah membentuk tim yang akan mewakili warga untuk menuntut pengembang hotel PT Mulya Jaya, menghentikan pembangunan hotel tersebut. Tim Penyelamat Panguripan diterima Direktur PT Mulya Jaya, Edy, di ruangannya.

Edy : “Silakan duduk Bapak dan Ibu. Selamat pagi. Boleh saya tahu bapak dan ibu ini berasal dari mana?“

Kepala Desa : “Saya Ariin, Pak. Kepala Desa Sejahtera. Ini Bu Suci, sekretaris desa, dan satu lagi Pak Rahmat, salah satu tokoh masyarakat yang ditunjuk oleh mewakili warga desa kami”.

Edy : “Terima kasih atas kedatangan Bapak dan Ibu ke kantor saya. Dengan senang hati, sebagai direktur saya akan mendengarkan aspirasi warga demi kebaikan bersama”.

Edy : “Begini Bapak dan Ibu. Dalam pertemuan dengan warga desa beberapa waktu lalu, bukankah sudah disepakati bahwa pihak investor akan tetap melanjutkan pembangunan hotel dan berjanji akan tetap menjaga kelestarian sumber air Panguripan. Jadi, ada masalah apa lagi?”

Warga I : “Bagaimana mungkin kelestarian sumber airnya dapat dijaga, Pak? Pembangunan hotel tepat di atas mata air tersebut pasti akan mematikan mata airnya. Awalnya, karena pembangunan hotel tersebut akan menuntut ditebangnya pepohonan di sana, maka daerah resapan air akan berkurang. Hal ini mengancam kelestarian mata air kami.”

Warga II : “Sekali lagi saya tegaskan, Pak. Kami tidak akan pernah menyetujui pembangunan hotel atau apa pun di atas sumber mata air, sumber penghidupan kami itu!”

Kepala Desa : “Sabar dulu, Pak Rahmat. (Sambil memegang pundak Pak rahmat). Benar Pak kami belum pernah menyetujui dan tidak akan pernah menyetujui kesepakatan itu, Pak. Bagi kami, sumber mata air Panguripan adalah gantungan kehidupan kami. Tak hanya untuk makan dan minum, sawah kami juga membutuhkan air.”

Warga II : “Kami selamanya akan terus menolak pembangunan hotel tersebut! Bahkan kami akan bertindak lebih keras bila tuntutan kami tidak segera dipenuhi!“

Edy : “Bapak dan Ibu jangan khawatir. Sebenarnya, Wali Kota sudah mengeluarkan surat perintah penghentian pembangunan hotel.”

Warga I : “Kalau begitu tunggu apalagi?”

Edy : “Masalahnya, saya masih mencari lahan pengganti. Bagaimana pun saya tidak mau kehilangan kesempatan bisnis di kota ini.”

Kepala desa : “Bila benar demikian, sebagai kepala desa, saya akan membantu Bapak menemukan lahan baru yang tidak terlalu jauh dari sumber Panguripan.”

Edy : “Kalau memang Pak Lurah bisa mengusahakannya, saya akan sangat berterima kasih. Hari ini juga saya akan memerintahkan anak buah saya menghentikan pembangunan hotelnya.”

Kepala desa : “Terima kasih atas kerja sama ini. “

Edy : “Saya juga berterima kasih karena Pak Lurah berhasil menghentikan demo warga.”

“Terima kasih, Pak.”

 

17. Contoh Teks Negosiasi tentang Meminjam Uang di Bank

Pegawai bank: “Selamat pagi, bu.”

Nasabah: “Pagi, mbak.”

Pegawai bank: “Ada yang bisa saya bantu?”

Nasabah: “Saya ingin mengajukan peminjaman uang untuk kebutuhan usaha. Apakah bisa?”

Pegawai bank: “Bisa, bu.”

Pegawai bank: “Di bank kami ada dua jenis peminjaman uang.”

Nasabah: “Dua-duanya sama-sama bagus, mbak?”

Pegawai bank: “Iya, bu, sama-sama bagus. Kalau yang A uang yang dapat dipinjam sebesar 10 juta. Sedangkan yang B, uang yang dapat dipinjam 20 juta.”

Nasabah: “Kalau yang A, syarat-syarat yang dibutuhkan apa saja?”

Pegawai bank: “Hanya BPKB kendaraan bermotor saja, bu dan bunganya sebesar 2,5%.”

Nasabah: “Untuk jaminannya, apakah bisa selain BPKB kendaraan bermotor?

Pegawai bank:”Belum bisa, bu.”

Nasabah: “Batas waktu cicilannya berapa bulan?”

Pegawai bank: “Untuk batas cicilannya selama 5 bulan.”

Nasabah: “Terima kasih atas informasinya, mbak. Mungkin lain waktu saya baru bisa meminjam uang.”

Pegawai bank: “Apa ibu sudah benar-benar yakin?”

Nasabah: “Saya sudah yakin, mbak.”

Pegawai bank: “Terima kasih atas kehadirannya, bu. Sampai jumpa kembali.”

Nasabah: “Baik, mbak. Sekali lagi saya terima kasih.”

 

18. Contoh Teks Negosiasi tentang Penyewa Kost

Calon penghuni kost: “Setelah saya lihat-lihat kamarnya, saya rasa cocok, Bu.”

Ibu kost: “Baik, jadi harga per bulannya Rp800 ribu dan minimal sewanya tiga bulan.”

Calon penghuni kost: “Kalau sewa satu bulan dulu apa tidak boleh, Bu?”

Ibu kost: “Wah, belum bisa tuh, Dek. Aturan memang sudah seperti itu.”

Calon penghuni kost: “Saya berniat bersama dua teman saya mau pindah ke kost ini, Bu. Tapi kalau ternyata tidak bisa per bulan sewanya ya tidak jadi.”

Ibu kost: “Begini saja, sewa pertama langsung tiga bulan. Nanti setelah itu baru boleh per bulan bayar sewanya. Bagaimana?”

Calon penghuni kost: “Agaknya berat kalau langsung tiga bulan, Bu. Kan saya juga bawa dua teman saya lainnya. Pasti akan lebih menguntungkan Ibu, hehe.”

Ibu kost: “Yasudah begini saja. Saya beri penawaran boleh bayar sewanya boleh dua bulan dulu. Kalau satu bulan belum boleh karena waktunya terlalu sebentar. Tapi jadi Rp. 700 ribu. Ini karena Mbaknya bawa dua teman. Bagaimana?”

Calon penghuni kost: “Boleh deh, Bu. Dua bulan tidak apa-apa.”

Ibu kost: “Berarti deal,ya?”

Calon penghuni kost: “Iya, Bu. Ini saya kabari dulu teman-teman saya.”

Ibu kost: “Nanti proses pembayarannya diurus pas sudah mau masuk, ya.”

Calon penghuni kost: “Iya, Bu. Terima kasih.”

 

19. Contoh Teks Negosiasi tentang Nego Gaji

Karyawan: “Permisi Pak, saya ingin membicarakan kenaikan gaji saya. Saya sudah bekerja di perusahaan ini selama dua tahun dan merasa telah memberikan kontribusi yang baik.”

Atasan: “Ya, tentu saja. Saya tahu bahwa Anda sudah bekerja keras. Namun, perlu diingat bahwa saat ini kondisi perusahaan sedang sulit karena pandemi Covid-19.”

Karyawan: “Saya memahami hal tersebut. Namun, saya merasa bahwa saya layak mendapatkan kenaikan gaji karena telah memberikan hasil kerja yang memuaskan dan bahkan membantu perusahaan dalam mengatasi beberapa masalah.”

Atasan: “Baiklah, silakan sampaikan permintaan kenaikan gaji Anda.”

Karyawan: “Saya ingin meminta kenaikan gaji sebesar 15 persen dari gaji saat ini. Saya yakin bahwa kenaikan ini sebanding dengan kontribusi dan kinerja saya di perusahaan ini.”

Atasan: “15 persen cukup tinggi. Bisakah Anda memberikan alasan yang lebih spesifik?”

Karyawan: “Saya telah menyelesaikan beberapa proyek penting dengan waktu yang cepat dan hasil yang memuaskan. Saya juga telah memberikan ide-ide yang inovatif dan membantu dalam meningkatkan kualitas produk kami. Selain itu, saya juga telah mendapatkan beberapa sertifikasi dan pelatihan yang relevan dengan pekerjaan saya.”

Atasan: “Saya menghargai kontribusi Anda dan akan mempertimbangkan permintaan kenaikan gaji Anda. Namun, bisakah kita mengupayakan untuk melakukan negosiasi?”

Karyawan: “Tentu saja Pak, saya terbuka untuk melakukan negosiasi. Bagaimana menurut Pak?”

Atasan: “Bagaimana jika saya memberikan kenaikan gaji sebesar 10 persen terlebih dahulu, dan kemudian kita mengevaluasi kembali performa Anda dalam beberapa bulan ke depan untuk mempertimbangkan kenaikan gaji lebih lanjut?”

Karyawan: “Saya rasa itu bisa menjadi solusi yang baik, Pak. Terima kasih sudah mempertimbangkan permintaan saya.”

Atasan: “Baiklah, kita bisa memulai kenaikan gaji sebesar 10 persen dari gaji saat ini, dan kita akan mengevaluasi kembali performa Anda dalam tiga bulan ke depan. Jika performa Anda tetap konsisten dan memuaskan, kita bisa mempertimbangkan kenaikan gaji lebih lanjut.”

Karyawan: “Saya setuju dengan penawaran ini, Pak. Terima kasih sudah memberikan kesempatan ini.”

 

20. Contoh Teks Negosiasi tentang Ulangan Harian

Guru: “Anak-anak, minggu depan akan dilaksanakan ulangan harian tentang Teks Negosiasi. Kalian harus mempersiapkan dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.”

Siswa: “Jangan minggu depan Bu. Tugas sudah banyak dan belum selesai, ditambah tugas dari mapel lain.”

Guru: “Jadi kalian keberatan jika ulangan hariannya dilaksanakan minggu depan?”

Siswa: “Iya, Bu.”

Guru: “Kalau begitu kapan kalian siap untuk ulangan harian?”

Siswa: “Minggu depannya lagi saja Bu.”

Guru: “Baiklah. Tapi, karena materi bab teks negosiasi sudah selesai, apa kalian punya usul apa yang akan kita lakukan minggu depan?”

Siswa: “Minggu depan kita praktek saja bu untuk bernegosiasi. Gimana, Bu?”

Guru: “Wah. Ide bagus.”

Oke, itulah kumpulan contoh teks negosiasi beserta jenis dan contoh dalam berbagai macam situasi di kehidupan sehari-hari. Kalau mau contoh yang lebih banyak, yuk tanyakan saja langsung kepada STAR Master Teacher saat sesi live teaching di kelas Brain Academy! Jika masih ragu untuk ikut kelasnya, kamu bisa kok cobain free trial-nya dulu. Yuk klik banner di bawah untuk daftar kelas gratisnya!

[IDN] CTA Blog Kelas Gratis Brain Academy Online

Referensi:

Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. (2016). Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Nurul Hidayah