Penyimpangan Sosial: Penyebab, Bentuk, Contoh dan Dampak

penyimpangan sosial

Penyimpangan sosial adalah tindakan yang melanggar norma yang berlaku di masyarakat. Yuk, ketahui penyebab, bentuk, contoh dan dampak perilaku ini!

Dalam kehidupan sehari-hari, ada peraturan atau norma yang perlu kita ikuti, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Contohnya seperti menaati rambu lalu lintas, menghormati orang yang lebih tua, tidak membuang sampah sembarangan, dan antre dengan tertib. 

Sayangnya, sebagian orang masih sering melanggar norma atau aturan tersebut. Perilaku ini disebut dengan penyimpangan sosial. Apa itu penyimpangan sosial? Yuk, ketahui pengertian, ciri-ciri, bentuk, contoh, dan dampaknya!

 

Pengertian Penyimpangan Sosial 

Penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau aturan yang ada di lingkungan masyarakat. Artinya, seseorang melakukan hal-hal yang dianggap tidak pantas, tidak wajar, atau melanggar aturan sosial. 

Contoh penyimpangan sosial sangat beragam mulai dari hal kecil seperti bolos sekolah, sampai tindak kejahatan seperti mencuri, menipu, merampok, dan lain sebagainya. Dalam pandangan masyarakat, perilaku menyimpang dianggap mengganggu keteraturan dan ketertiban sosial. 

Beberapa ahli sosiologi juga mendefinisikan penyimpangan sosial sebagai berikut: 

  • James W. Van der Zanden: perilaku menyimpang adalah tindakan yang dilakukan oleh sejumlah orang dan dianggap sebagai hal yang tercela. 
  • Bruce J Cohen: penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. 
  • Robert M.Z Lawang: penyimpangan sosial adalah tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut. 

 

Baca juga: Masalah Sosial: Pengertian, Faktor Penyebab & Contohnya

 

Teori Penyimpangan Sosial  

Ada empat teori yang menerangkan penyebab penyimpangan sosial, yaitu: 

1. Teori Differential Association (Edwin H. Sutherland)

Menurut teori ini, penyimpangan sosial terjadi karena pergaulan yang berbeda. Melalui proses alih budaya (cultural transmission), seseorang bisa mempelajari deviant subculture (sub kebudayaan menyimpang), contohnya menghisap ganja. 

Sutherland percaya bahwa semua perilaku, termasuk perilaku menyimpang juga hasil dari belajar. Proses belajar ini terjadi karena seseorang terlalu sering berhubungan dengan pelaku penyimpangan.

 

2. Teori Labelling (Edwin M. Lemert)

Menurut teori labelling yang dikemukakan oleh Lemert, penyimpangan terjadi karena seseorang diberi label negatif oleh masyarakat setelah melakukan penyimpangan primer. Seseorang yang sudah pernah mencuri atau menipu, akan cenderung mengulangi lagi perbuatan menyimpang karena masyarakat tidak mempercayainya lagi sebagai orang baik.

 

3. Teori Anomie (Robert K. Merton)

Robert K. Merton menjelaskan bahwa perilaku menyimpang dianggap tidak ada kaitannya dengan kebudayaan sosial, tapi karena tekanan dari struktur sosial. Tekanan ini muncul saat ada ketidakseimbangan antara nilai budaya yang dianut dengan cara-cara yang tersedia untuk mencapainya. Ketegangan inilah yang mendorong seseorang melakukan perilaku menyimpang. 

 

4. Teori Fungsi (Emile Durkheim)

Teori fungsi yang dikemukakan Durkheim menjelaskan bahwa kesadaran moral setiap orang berbeda satu sama lain. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor seperti keturunan, lingkungan sosial, dan lingkungan fisik. Jadi, perilaku menyimpang akan selalu ada dan sulit dihilangkan. 

Tapi, menurut Durkheim, penyimpangan memiliki fungsi penting untuk memperkuat nilai dan norma sosial, memperjelas batasan moral, mendorong perubahan, dan membentuk solidaritas masyarakat dalam menghadapinya.

Baca juga: Norma Sosial: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contohnya

 

Ciri-Ciri Penyimpangan Sosial

Menurut Paul B Horton, penyimpangan sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan

Artinya penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku, harus berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya. 

 

2. Penyimpangan bisa diterima, bisa juga ditolak

Tidak semua perilaku menyimpang bersifat negatif, ada beberapa penyimpangan yang bisa diterima seperti menyampaikan pendapat yang kadang bertentangan dengan pendapat umum.

 

3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak

Artinya semua orang pernah menyimpang sedikit, karena tidak ada yang sepenuhnya patuh atau sepenuhnya melanggar aturan.

 

4. Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal

Budaya ideal berisi aturan yang seharusnya dipatuhi, tapi kenyataannya tidak semua orang menaati, sehingga muncul kesenjangan dengan budaya nyata.

 

5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan

Norma penghindaran adalah cara orang memenuhi keinginannya tanpa terlihat melanggar aturan yang berlaku di masyarakat.

 

6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)

Penyimpangan sosial tidak selalu buruk karena bisa membantu menyesuaikan diri dengan perubahan. Meski masyarakat butuh aturan, perilaku menyimpang kadang justru menjaga keseimbangan sosial.

Baca juga: Ketimpangan Sosial: Pengertian, Penyebab, Bentuk & Dampak

 

Penyebab Penyimpangan Sosial

Faktor yang penyebab terjadinya penyimpangan sosial dibagi menjadi dua, yaitu: 

1. Sosialisasi Tidak Sempurna

Penyimpangan bisa terjadi jika seseorang tidak belajar nora dan nilai sosial secara utuh. Hal ini bisa disebabkan berbagai hal, misalnya keluarga disfungsional atau kurangnya perhatian orang tua. 

Selain itu, bisa juga karena nilai-nilai yang diajarkan di rumah, sekolah, dan media tidak sejalan. Contohnya, di sekolah kamu diajarkan disiplin, tapi di rumah dan media justru diperlihatkan perilaku yang berbeda. Akibatnya, kamu jadi bingung mana yang benar dan jadi mudah menyimpang.

 

2. Sub-Kebudayaan Menyimpang

Penyimpangan juga bisa terjadi karena seseorang berada di lingkungan atau kelompok kecil yang memiliki norma atau aturan yang berbeda dari masyarakat kebanyakan. Kelompok ini disebut sub-kebudayaan menyimpang. Dalam kelompok ini, perilaku menyimpang dianggap hal biasa. 

Sub-kebudayaan menyimpang sejalan dengan teori differential association dari Edwin H. Sutherland. Seseorang belajar menyimpang dari pergaulan atau interaksi dengan orang-orang yang menyimpang. Contohnya, judi dilarang oleh masyarakat, tapi jika kamu bermain dengan orang yang hobi judi, lama-lama kamu bisa terbawa arus dan menganggap hal itu wajar.

 

Bentuk Penyimpangan Sosial

Yuk, ketahui bentuk dan jenis penyimpangan sosial berikut ini!

1. Penyimpangan Berdasarkan Sifat 

a. Penyimpangan Positif

Tidak semua penyimpangan bersifat negatif. Ada juga penyimpangan positif yang membawa dampak baik bagi kehidupan masyarakat. Biasanya, penyimpangan positif muncul karena adanya ide baru yang inovatif, kreatif, dan bisa membuka wawasan banyak orang.

Contohnya adalah emansipasi wanita. Di masyarakat yang menganut budaya patriarki, perempuan dianggap hanya cocok di rumah. Gerakan emansipasi wanita awalnya dianggap menyimpang dari kebiasaan itu. Tapi ternyata, perubahan ini justru membawa hal positif. Masyarakat mulai percaya bahwa perempuan juga bisa punya karir, mandiri, dan tidak bergantung pada orang lain.

b. Penyimpangan Negatif 

Penyimpangan negatif adalah perilaku yang berdampak buruk bagi kehidupan sosial karena mengandung unsur merugikan, merendahkan, atau merusak.

Penyimpangan negatif dibagi menjadi dua, yaitu: 

  • Penyimpangan Primer

Penyimpangan yang sifatnya sementara dan tidak dilakukan terus-menerus. Misalnya, melanggar lalu lintas karena terburu-buru ke kantor, atau terlambat ke sekolah akibat kendala yang tidak disengaja.

  • Penyimpangan Sekunder 

Penyimpangan negatif yang dilakukan terus-menerus serta merugikan diri sendiri dan orang lain. Contohnya, pencurian dan perampokan, penggunaan narkoba, korupsi, dan penyimpangan lainnya yang dianggap berat oleh masyarakat. 

 

2. Penyimpangan Berdasarkan Perilaku 

a. Penyimpangan Individual (Individual Deviation)

Merupakan penyimpangan yang dilakukan oleh satu orang, tanpa campur tangan orang lain. Contohnya, bolos sekolah tanpa ajakan orang lain.

b. Penyimpangan Kelompok (Group Deviation)

Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang bersama-sama melanggar norma atau aturan yang berlaku di masyarakat. Contohnya, balap liar yang dilakukan geng motor, atau aksi vandalisme oleh sekelompok remaja.

c. Penyimpangan Campuran (Combined Deviation)

Penyimpangan campuran dilakukan oleh individu yang merupakan bagian dari kelompok menyimpang. Contohnya, bergabung dengan organisasi pembuat uang palsu atau jaringan pengedar narkoba.

 

Dampak Penyimpangan Sosial 

Penyimpangan sosial bisa membawa dampak, baik bagi orang yang melakukannya maupun bagi masyarakat secara umum. Berikut beberapa dampaknya:

1. Dampak Penyimpangan Sosial terhadap Individu 

  • Dijauhi masyarakat: orang yang melakukan penyimpangan sosial biasanya dijauhi atau tidak diterima di lingkungan sekitarnya. Misalnya, pelaku kejahatan biasanya akan dihukum dan diasingkan.
  • Rasa bersalah: setelah melakukan penyimpangan, seseorang bisa merasa bersalah atau menyesal atas perbuatannya. 
  • Stress atau tidak nyaman: tekanan sosial akibat penolakan dari masyarakat dapat menyebabkan gangguan kejiwaan bagi pelaku penyimpangan sosial. 

 

2. Dampak Penyimpangan Sosial terhadap Masyarakat

  • Meningkatnya kejahatan: Penyimpangan sosial bisa memicu meningkatnya tindak kejahatan di masyarakat, membuat masyarakat merasa tidak aman.
  • Pudarnya Nilai dan Norma Sosial: jika penyimpangan sosial terus terjadi, nilai dan aturan yang berlaku di masyarakat bisa pudar dan tidak dihargai lagi. Akibatnya, masyarakat kehilangan pegangan moral tentang mana yang benar dan salah. 
  • Terganggunya Kestabilan Sosial: penyimpangan sosial bisa mengganggu ketenangan dan keseimbangan dalam masyarakat, sehingga bisa menimbulkan konflik atau masalah di lingkungan sekitar.

Itulah pembahasan mengenai penyimpangan sosial. Lengkap, kan? Kalau kamu mau belajar lebih banyak lagi tentang penyimpangan sosial atau materi Sosiologi lainnya, yuk belajar di Brain Academy!

IDN CTA Blog Brain Academy Center

 

Sumber:

Ruswanto. 2009. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 

Universitas Islam An Nur Lampung. 2024. Penyimpangan Sosial: Penyebab, Bentuk, dan Dampaknya [daring]. Tautan: https://an-nur.ac.id/penyimpangan-sosial-pengertian-bentuk-dampak-contoh-dan-solusi/

Fallahnda, Balqis. 2021. Mengenal 4 Teori Penyimpangan Sosial & Penyebab Perilaku Menyimpang [daring]. Tautan: https://tirto.id/mengenal-4-teori-penyimpangan-sosial-penyebab-perilaku-menyimpang-gaBX  (Diakses 17 Juni 2025)

Devi Lianovanda