Simulasi Soal TKA Fisika, Kimia, dan Biologi
Yuk, lihat simulasi soal Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk mata pelajaran saintek, yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi di sini!
—
Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah asesmen pengganti Ujian Nasional. Meskipun nggak bersifat wajib dan nggak menentukan kelulusan, TKA ini penting untuk kamu yang ingin mendaftar ke perguruan tinggi negeri lewat jalur SNBP.
Nah, untuk mempersiapkan TKA sebaik mungkin, kamu perlu latihan soal yang mungkin muncul di ujian TKA sebenarnya nanti. Buat kamu siswa IPA, yuk kita latihan simulasi soal TKA untuk mata pelajaran saintek, yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi.
Fisika
Tipe Soal: Setingkat UTBK atau Ujian Mandiri
1. Sebuah benda dengan massa 10 kg berada di suatu bidang miring dengan sudut 60º terhadap bidang horizontal.
Ketika diberikan gaya F = 100 N, ternyata benda tepat akan bergerak. Besar koefisien gesek antara benda dengan permukaan bidang miring adalah….
Jawaban: B
Pembahasan:
Diketahui:
Ditanya:
Koefisien gesek (μ) ?
Jawab:
Gaya-gaya yang bekerja pada benda dapat digambarkan dalam gambar berikut.
Benda tidak bergerak pada sumbu y, maka resultan gayanya menjadi
Selanjutnya, karena benda tepat akan bergerak, maka benda tersebut bisa dikatakan belum bergerak sehingga resultan gaya pada sumbu x nya menjadi
Dengan demikian, besar koefisien gesek adalah
Jadi, jawaban yang tepat adalah B.
Baca Juga: Simulasi Soal TKA Bahasa Indonesia, Inggris, & Matematika
Tipe Soal: Setara AKM
2. Suatu hari Willi pergi ke laboratorium fisika untuk melakukan sebuah eksperimen fisika. Ia melakukan sebuah percobaan untuk menyelidiki hubungan antara panjang ayunan sederhana dan periode getaran.
Menurut teori yang ia pelajari, semakin panjang ayunan, maka semakin lama periode getaran ayunan tersebut. Hubungan keduanya secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Dimana T merupakan waktu untuk satu kali ayunan atau disebut juga periode getaran, l adalah panjang ayunan, dan g adalah percepatan gravitasi. Ia mencoba membuktikannya dan di akhir ia membuat tabel dan grafik hasil percobaan. Hasil percobaan yang ia dapat sebagai berikut:
Catatan:
Waktu satu ayunan (periode getaran) adalah selang waktu yang diperlukan beban untuk melakukan gerakan satu getaran penuh setelah melewati titik kesetimbangan.
Dari hasil percobaan, Willi berhasil membuktikan teori bahwa semakin panjang ayunan, maka semakin lama periode getaran ayunan tersebut.
Dari bacaan tersebut, jika Willi melakukan percobaan dengan panjang ayunan 60 cm maka waktu yang dibutuhkan ayunan untuk mencapai 25 kali getaran adalah ….
- 15 s
- 36 s
- 38,85 s
- 40,75 s
- 50,25 s
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari tabel dapat diketahui, periode atau waktu satu kali getaran untuk ayunan dengan panjang 60 cm adalah 1,554 detik. Maka untuk 25 kali getaran, waktu yang dibutuhkan adalah 25 x 1,554 detik = 38,85 detik.
Jadi, jawaban yang tepat adalah C.
Kimia
Tipe Soal: Setingkat UTBK atau Ujian Mandiri
1. Perhatikan data energi ikatan rata-rata berikut!
Jika perubahan entalpi adalah -66 kJ/mol, energi ikatan
adalah ….
- 464 kJ/mol
- 398 kJ/mol
- 88 kJ/mol
- 288 kJ/mol
- 332 kJ/mol
Jawaban: A
Pembahasan:
Langkah pengerjaan untuk menyelesaikan soal adalah sebagai berikut.
Langkah 1: menggambar struktur masing-masing senyawa di reaksi
Reaksi yang terjadi pada soal adalah sebagai berikut.
Pada reaksi tersebut, senyawa merupakan keton dan senyawa
merupakan alkohol sekunder. Oleh karena itu, struktur masing-masing senyawa di reaksi adalah sebagai berikut.
Langkah 2: menghitung energi ikatan
Berdasarkan langkah 1, ikatan-ikatan yang ada di reaktan dan produk adalah sebagai berikut.
Lalu, ikatan-ikatan yang sama di kedua ruas dapat dieliminasi. Oleh karena itu, ikatan-ikatan tersebut dapat disederhanakan menjadi seperti berikut.
Dengan demikian, energi ikatan dihitung dengan persamaan berikut.
Jadi, jawaban yang tepat adalah A.
Baca Juga: Simulasi Soal TKA Ekonomi, Geografi, Sosiologi & Sejarah
Tipe Soal: Setara AKM
2. Beberapa bahan kimia yang digunakan di laboratorium, seperti kalium sianida, hidrogen sulfida, nitrobenzena, dan arsen, termasuk dalam golongan zat sangat beracun. Jika terhirup, tertelan, atau terserap melalui kulit, zat-zat ini dapat menimbulkan gangguan serius pada kesehatan, bahkan berisiko menyebabkan kematian.
Karena tingkat bahayanya, bahan-bahan kimia beracun harus disimpan secara hati-hati dan sesuai prosedur keselamatan. Salah satu faktor penting dalam penyimpanan adalah kondisi lingkungan tempat bahan disimpan, seperti suhu ruangan dan sirkulasi udara. Tujuannya adalah untuk mencegah penguapan zat beracun dan menjaga keselamatan orang-orang yang berada di sekitar laboratorium.
Bahan-bahan kimia seperti kalium sianida, hidrogen sulfida, nitrobenzena, dan arsen merupakan bahan yang sangat beracun. Jika bahan tersebut masuk ke dalam tubuh, dapat mengganggu kesehatan bahkan menyebabkan kematian. Oleh karena sifatnya yang beracun, bahan-bahan tersebut harus disimpan dengan benar. Berikut ini persyaratan penyimpanan bahan beracun yang tepat di laboratorium adalah ….
- ruangan dingin dan perlu adanya ventilasi
- disimpan bersama dengan zat yang korosif
- disimpan dalam botol atau wadah berbahan kaca
- dijauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik
- ruangan hangat dan kedap udara
Jawaban: A
Pembahasan:
Beberapa syarat penyimpanan bahan secara singkat adalah sebagai berikut.
a. Bahan beracun
Bahan-bahan kimia yang beracun dan sering dijumpai di laboratorium sekolah antara lain sublimat , senyawa sianida, arsen, gas karbon monoksida (CO). Syarat penyimpanan:
- ruangan dingin dan berventilasi,
- jauh dari bahaya kebakaran,
- dipisahkan dari bahan yang mungkin bereaksi,
- disimpan di dalam wadah yang tidak mudah pecah dan tertutup rapat,
- kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang digunakan, dan
- disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan.
b. Bahan korosif
Contoh bahan korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun. Syarat penyimpanan:
- ruangan dingin dan berventilasi,
- wadah tertutup, dan
- dipisahkan dari zat-zat beracun.
c. Bahan mudah terbakar
Terdapat banyak bahan-bahan kimia yang mudah terbakar, contohnya fosfor putih, fosfin , alkil logam, boran
, karbon disulfida
, eter, alkohol, naftalena. Syarat penyimpanan:
- temperatur dingin dan berventilasi,
- jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok, dan
- tersedia alat pemadam kebakaran.
Oleh karena itu, bahan-bahan kimia yang bersifat beracun harus disimpan di dalam ruangan dingin dan perlu adanya ventilasi.
Jadi, jawaban yang tepat adalah A.
Biologi
Tipe Soal: Setingkat UTBK atau Ujian Mandiri
1. DNA dalam sel eukariotik memiliki panjang yang sangat besar, namun dapat tersusun rapi dan padat di dalam inti sel yang berukuran sangat kecil. Struktur utama yang berperan dalam pemadatan DNA adalah histon. Pernyataan berikut yang BENAR mengenai peran histon dalam struktur kromosom adalah…
- Histon mengikat kuat dengan DNA karena keduanya memiliki muatan negatif yang sama.
- DNA melilit inti histon untuk membentuk nukleosom sebagai unit dasar kromatin.
- Histon memiliki struktur globular dengan ekor hidrofobik yang menolak interaksi dengan DNA.
- Histon hanya ditemukan dalam sel prokariotik sebagai penstabil molekul DNA.
- Ikatan antara DNA dan histon bersifat kovalen sehingga sulit dipisahkan.
Jawaban: B
Pembahasan:
Untuk menjawab soal ini, mari kita tinjau terlebih dahulu konsep dasar struktur DNA, histon, dan kromosom pada sel eukariotik.
Langkah Pertama: Konsep dasar histon dan DNA
DNA pada eukariotik merupakan molekul yang sangat panjang, namun dikemas secara padat di dalam nukleus sel dengan bantuan protein khusus yang disebut histon. Histon berfungsi untuk membantu pemadatan DNA, sehingga molekul DNA yang panjang dapat disimpan secara efisien dalam nukleus yang berukuran sangat kecil.
Langkah Kedua: Struktur dasar histon
Histon merupakan protein kecil yang memiliki banyak asam amino bermuatan positif (terutama lisin dan arginin). Muatan positif histon ini akan berinteraksi secara elektrostatik dengan DNA yang memiliki muatan negatif akibat gugus fosfat pada tulang punggung DNA. Struktur dasar kromatin disebut “nukleosom”, yang terdiri atas DNA yang melilit sekelompok protein histon.
Langkah Ketiga: Evaluasi setiap opsi jawabannya.
- Opsi A: Histon mengikat kuat dengan DNA karena keduanya memiliki muatan negatif yang sama.
Salah. Histon justru bermuatan positif, sehingga tertarik kuat oleh muatan negatif DNA. Jika keduanya negatif, justru akan saling tolak-menolak. - Opsi B: DNA melilit inti histon untuk membentuk nukleosom sebagai unit dasar kromatin.
Benar. Ini merupakan konsep dasar pembentukan nukleosom. Setiap nukleosom terdiri dari DNA yang melilit inti histon (oktamernya terdiri dari dua molekul masing-masing histon H2A, H2B, H3, dan H4).
- Opsi C: Histon memiliki struktur globular dengan ekor hidrofobik yang menolak interaksi dengan DNA.
Salah. Histon memiliki ekor (tail) dengan asam amino bermuatan positif, bukan hidrofobik, yang justru membantu pengikatan kuat dengan DNA. - Opsi D: Histon hanya ditemukan dalam sel prokariotik sebagai penstabil molekul DNA.
Salah. Histon adalah ciri khas sel eukariotik, sedangkan sel prokariotik (bakteri) tidak menggunakan histon untuk mengemas DNA mereka. - Opsi E: Ikatan antara DNA dan histon bersifat kovalen sehingga sulit dipisahkan.
Salah. Ikatan antara DNA dan histon bersifat nonkovalen, terutama ikatan ionik (elektrostatik) antara muatan negatif DNA dan muatan positif histon, sehingga masih dapat dipisahkan secara mudah dalam proses tertentu, misalnya transkripsi.
Kesimpulan:
Dari penjelasan di atas, opsi yang benar adalah B. DNA melilit inti histon untuk membentuk nukleosom sebagai unit dasar kromatin.
Tipe Soal: Setara AKM
2. Peneliti melakukan eksperimen untuk mengetahui pengaruh hormon tumbuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat. Dalam penelitian ini, tanaman muda tomat yang seragam dibagi menjadi lima kelompok perlakuan yang berbeda, kemudian diamati selama 2 minggu dalam kondisi yang sama. Berikut adalah perlakuan hormon yang diberikan secara eksogen (dari luar):
Kelompok | Perlakuan hormon eksogen |
1 | Kontrol (tanpa perlakuan) |
2 | Auksin (IAA) |
3 | Sitokinin |
4 | Giberelin (GA₃) |
5 | Asam absisat (ABA) |
Hasil pengamatan pada akhir eksperimen ditunjukkan pada tabel berikut:
Parameter Pengamatan | 1 (Kontrol) | 2 (Auksin) | 3 (Sitokinin) | 4 (Giberelin) | 5 (ABA) |
Pemanjangan batang | sedang | tinggi | rendah | sangat tinggi | sangat rendah |
Pertumbuhan cabang lateral | sedang | sedikit | sangat banyak | sedikit | sangat sedikit |
Ukuran daun | sedang | luas | kecil | luas | kecil |
Status dormansi biji | sedang | rendah | rendah | rendah | tinggi |
Perkembangan akar lateral | sedang | banyak | sedikit | sedang | sedikit |
Berdasarkan data hasil eksperimen di atas, jika dilakukan perlakuan gabungan hormon berikut:
- Tanaman X: Pemberian kombinasi Giberelin (GA₃) dan ABA
- Tanaman Y: Pemberian kombinasi Auksin (IAA) dan Sitokinin
- Tanaman Z: Pemberian kombinasi ABA dan Sitokinin
Prediksi manakah yang paling tepat tentang pola pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tanaman X, Y, dan Z?
- Tanaman X tumbuh tinggi tetapi biji dorman; Tanaman Y tumbuh tinggi dengan banyak cabang lateral; Tanaman Z tumbuh pendek dengan sedikit cabang lateral.
- Tanaman X tumbuh pendek dengan sedikit cabang lateral; Tanaman Y tumbuh tinggi tetapi sedikit cabang lateral; Tanaman Z tumbuh pendek tetapi banyak cabang lateral.
- Tanaman X tumbuh tinggi tanpa dormansi biji; Tanaman Y tumbuh tinggi tetapi sedikit cabang lateral; Tanaman Z tumbuh tinggi dengan banyak cabang lateral.
- Tanaman X tumbuh sangat tinggi, banyak cabang, dan biji tidak dorman; Tanaman Y tumbuh rendah, banyak cabang, dan akar lateral banyak; Tanaman Z tumbuh rendah, dormansi biji tinggi, dan sedikit cabang lateral.
- Tanaman X tumbuh sedang, biji dorman tinggi; Tanaman Y tumbuh tinggi, cabang lateral sangat banyak, akar lateral banyak; Tanaman Z tumbuh rendah, cabang lateral banyak, biji dorman tinggi.
Jawaban: A
Pembahasan:
Untuk menentukan pola pertumbuhan, kita perlu menganalisis interaksi hormon secara sistematis dan teliti sesuai data yang diberikan.
1. Tanaman X (GA₃ + ABA)
Giberelin (GA₃) sendiri merangsang pemanjangan batang secara kuat, meningkatkan ukuran daun, dan menekan dormansi biji, sedangkan ABA memiliki efek sebaliknya, yaitu menekan pertumbuhan secara umum dan menginduksi dormansi biji. Dalam kombinasi GA₃ + ABA, akan terjadi kompetisi antara efek giberelin (yang memacu pertumbuhan batang) dan ABA (yang menghambatnya). Karena pengaruh GA₃ sangat kuat dalam pemanjangan batang, tanaman masih akan tumbuh tinggi tetapi efek ABA tetap terlihat, yaitu dormansi biji yang tinggi. Sehingga tanaman tumbuh tinggi namun biji tetap dorman (tidak tumbuh).
2. Tanaman Y (Auksin + Sitokinin)
Auksin umumnya memacu pemanjangan batang, pertumbuhan akar lateral, serta memperluas ukuran daun, tetapi secara alami menghambat cabang lateral (dominansi apikal). Sebaliknya, sitokinin adalah hormon yang memicu pembentukan cabang lateral secara intensif. Kombinasi antara auksin dan sitokinin biasanya akan menurunkan efek dominansi apikal auksin akibat peningkatan rasio sitokinin, sehingga terjadi pembentukan banyak cabang lateral. Dengan demikian, tanaman Y tumbuh tinggi, menghasilkan banyak cabang lateral dan akar lateral yang lebih berkembang.
3. Tanaman Z (ABA + Sitokinin)
ABA dikenal sebagai hormon yang kuat dalam menghambat pertumbuhan, menjaga dormansi biji, dan mengurangi perkembangan cabang lateral. Sebaliknya, sitokinin justru memacu pembelahan sel dan pembentukan cabang lateral. Kombinasi ABA dan sitokinin ini akan menciptakan kondisi antagonis di mana ABA menekan pertumbuhan secara umum dan menginduksi dormansi biji, sedangkan sitokinin mendorong pertumbuhan cabang lateral. Akan tetapi, ABA bersifat lebih dominan dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga pertumbuhan tanaman secara keseluruhan akan cenderung rendah, biji sangat dorman, tetapi cabang lateral akan sedikit meningkat dibanding jika hanya ABA saja (namun masih jauh lebih rendah dibanding kontrol maupun kombinasi auksin-sitokinin).
Kesimpulan:
Berdasarkan analisis tersebut, jawaban yang paling tepat dan logis adalah:
- Tanaman X: Tumbuh tinggi tetapi biji dorman tinggi (GA₃ vs ABA).
- Tanaman Y: Tumbuh tinggi dengan sangat banyak cabang lateral (dominansi apikal dikurangi oleh sitokinin).
- Tanaman Z: Tumbuh rendah secara keseluruhan, cabang lateral sedikit bertambah (karena sitokinin), tetapi biji tetap dorman tinggi (ABA dominan).
Jawaban yang sesuai dengan analisis tersebut adalah opsi A.
Gimana, nggak terlalu sulit kan? Kalau kamu masih ingin lebih banyak berlatih, langsung aja ikutan tryout gratisnya di ruanguji ya! Buat persiapin diri, kamu juga bisa belajar bareng Master Teacher di Brain Academy. Jangan ditunda-tunda, yuk mulai belajar dari sekarang!