Pengertian Kebijakan Fiskal, Tujuan, Instrumen, & Jenisnya
Kebijakan fiskal digunakan dalam pengelolaan keuangan negara. Apa itu kebijakan fiskal? Yuk, ketahui pengertian, tujuan, instrumen, dan jenisnya!
—
Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki kewajiban untuk membayar pajak yang menjadi salah satu sumber pendapatan negara. Nah, dana ini kemudian dikelola dan dialokasikan kembali oleh pemerintah untuk berbagai kebutuhan, seperti pembangunan infrastruktur dan program kesejahteraan masyarakat.
Agar pengelolaannya efektif dan bermanfaat bagi masyarakat, pemerintah menerapkan kebijakan fiskal sebagai strategi dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran negara. Lalu, gimana sih cara pemerintah mengelola keuangan negara lewat kebijakan ini? Yuk, simak penjelasannya di artikel berikut!
Pengertian Kebijakan Fiskal
Sebelum membahas lebih lanjut, kamu mungkin sudah pernah mendengar istilah kebijakan fiskal dan moneter, kan? Nah, keduanya adalah instrumen untuk mengelola perekonomian suatu negara. Kebijakan fiskal dikelola oleh pemerintah untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran negara, sedangkan kebijakan moneter dilakukan oleh bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunganya.
Pada penerapannya, kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam bidang pengelolaan keuangan negara, terutama terkait pemasukan dan pengeluaran negara untuk mengatur perekonomian. Kebijakan ini mencakup pengelolaan sumber pemasukan negara, seperti pajak dan penerimaan non-pajak, serta alokasi pengeluaran yang tercantum dalam APBN. Di Indonesia, kebijakan fiskal berada di bawah kewenangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) yang merupakan bagian dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Baca juga: Pengertian Kebijakan Moneter, Tujuan, Jenis, & Instrumennya
Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan utama kebijakan fiskal adalah untuk menentukan arah, tujuan, sasaran dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan perekonomian bangsa. Namun, tujuan kebijakan fiskal ternyata tidak hanya sebatas itu. Berikut beberapa tujuan kebijakan fiskal yang perlu kamu ketahui:
1. Mencegah pengangguran
Salah satu masalah terbesar dalam perekonomian kita adalah tingginya jumlah pengangguran. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menggunakan kebijakan fiskal dengan meningkatkan belanja negara pada sektor yang menciptakan lapangan kerja, seperti infrastruktur, pendidikan, dan industri kreatif.
2. Menjaga stabilitas harga
Kamu pasti sudah tidak asing dengan harga barang yang naik turun secara drastis. Kebijakan fiskal membantu mengendalikan inflasi (kenaikan harga yang berlebihan) dengan menyesuaikan pajak dan pengeluaran negara. Misalnya, saat harga melonjak, pemerintah bisa mengurangi belanja atau menaikkan pajak untuk mengurangi uang beredar. Sebaliknya, saat ekonomi lesu, pemerintah bisa meningkatkan belanja agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
3. Mendorong laju investasi
Investasi itu ibarat bahan bakar bagi pertumbuhan ekonomi. Supaya lebih banyak investor tertarik menanam modal di suatu negara, pemerintah bisa menawarkan insentif fiskal, seperti pemotongan pajak bagi pengusaha atau kemudahan dalam perizinan usaha. Hasilnya, bisnis semakin berkembang, lapangan kerja bertambah, dan perekonomian mengalami peningkatan.
4. Memacu pertumbuhan ekonomi negara
Ekonomi yang tumbuh berarti lebih banyak orang punya pekerjaan, daya beli meningkat, dan kesejahteraan masyarakat membaik. Pemerintah bisa mendukung ini dengan meningkatkan belanja negara di sektor-sektor produktif, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
5. Mewujudkan keadilan sosial
Pemerintah juga berperan dalam memastikan bahwa kekayaan negara tidak hanya dinikmati beberapa orang. Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat memberikan subsidi bagi masyarakat kurang mampu, memperbaiki fasilitas umum, serta mengalokasikan dana untuk sektor pendidikan dan kesehatan agar lebih merata.
Baca juga: Inflasi: Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak, & Cara Mengatasi
Instrumen Kebijakan Fiskal
Untuk menjalankan kebijakan fiskal, pemerintah memiliki beberapa instrumen utama yang digunakan sebagai alat pengatur perekonomian. Apa saja instrumennya?
1. Pajak
Pajak adalah sumber pendapatan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Setiap warga negara dan perusahaan wajib membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contohnya, ketika pajak diturunkan, perusahaan dan individu memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan atau diinvestasikan. Hal ini mendorong produksi barang dan jasa, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan daya beli masyarakat.
2. Belanja Pemerintah
Belanja pemerintah adalah semua pengeluaran yang dilakukan negara untuk membiayai berbagai sektor penting guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
3. Obligasi Publik
Ketika pemerintah membutuhkan dana tambahan untuk proyek pembangunan, mereka dapat menerbitkan obligasi publik. Obligasi ini adalah surat utang yang dibeli oleh masyarakat atau investor, dan nantinya akan dikembalikan dengan bunga tertentu.
Baca juga: Bank Sentral: Pengertian, Fungsi, Tugas, Wewenang, & Contoh
Jenis Kebijakan Fiskal
Selain instrumen, kebijakan fiskal juga dibedakan berdasarkan tujuan dan kondisi perekonomian yang dihadapi. Umumnya, terdapat dua jenis kebijakan fiskal yang sering diterapkan pemerintah, yaitu berikut ini.
1. Kebijakan Fiskal Ekspansif
Kebijakan fiskal ekspansif dilakukan dengan meningkatkan belanja negara dan menurunkan pajak. Langkah ini diambil ketika daya beli masyarakat melemah dan angka pengangguran meningkat. Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar tetap stabil dan produktif.
Contoh kebijakan fiskal ekspansif adalah ketika pemerintah bekerja sama dengan bank untuk memberikan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga rendah, sehingga pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) bisa mendapatkan modal dengan lebih mudah.
2. Kebijakan Fiskal Kontraktif
Kebijakan fiskal kontraktif adalah langkah pemerintah untuk mengurangi belanja negara dan meningkatkan pajak guna menekan daya beli masyarakat serta mengendalikan inflasi. Strategi ini dilakukan dengan memastikan pendapatan negara lebih besar dibanding pengeluaran.
Biasanya, kebijakan ini diterapkan ketika ekonomi tumbuh terlalu cepat dan mengalami overheating, sehingga perlu dikendalikan agar tidak terjadi lonjakan harga yang berlebihan.
Contohnya, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, pernah menerapkan kebijakan fiskal kontraktif dengan menaikkan tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh OP) hingga 35% bagi individu berpenghasilan tinggi. Langkah ini bertujuan untuk menekan konsumsi berlebihan dan menyeimbangkan kondisi ekonomi.
—
Nah, itu tadi pembahasan tentang kebijakan fiskal. Menarik, kan? Sekarang, kamu jadi lebih paham tentang apa itu kebijakan fiskal, tujuannya, instrumennya, dan jenis-jenisnya. Kalau kamu pengen belajar lebih banyak materi ekonomi lainnya, yuk gabung di Brain Academy! Kamu bisa belajar online atau offline di cabang terdekat bersama STAR Master Teacher yang berpengalaman. lho!
Referensi:
Basuki. 2025. Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Ekonomi Kelas XI [daring]. Tautan: https://repositori.kemdikbud.go.id/22031/1/XI_Ekonomi_KD-3.5_Final.pdf. (Diakses tanggal 25 Februari 2025)
Pudji, A. & Radian, S. 2025. Modul Pelatihan Guru Ekonomi SMA: Kebijakan Ekonomi [daring]. Tautan: https://repositori.kemdikbud.go.id/5886/1/EKONOMI%20KELOMPOK%20KOMPETENSI%20D.pdf. (Diakses tanggal 25 Februari 2025)
Kebijakan Fiskal: Pengertian, Tujuan, Instrumen & Jenisnya [daring]. Tautan: https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-kebijakan-fiskal. (Diakses tanggal 25 Februari 2025)
Subiyanto, dkk. 2025. Kebijakan Fiskal, APBN, APBD, dan Perpajakan [daring]. Tautan: https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_03-12-2022_638ae81568a2f.pdf. (Diakses tanggal 25 Februari 2025)