Contoh Teks Debat, Unsur, dan Strukturnya dalam Berbagai Topik

contoh-teks-debat

Melalui artikel ini, kamu akan belajar tentang teks debat meliputi pengertian dan contoh-contoh debat. Penasaran? Yuk, baca sampai selesai!

Pada artikel sebelumnya, kamu sudah mempelajari pengertian ciri, struktur, dan kaidah kebahasaan teks debat. Melalui teks debat, seseorang dapat memahami pesan penting yang ingin disampaikan pada lawan debatnya, Selain itu, teks debat juga melatih seseorang untuk berani mengemukakan pendapat.

Struktur debat terdiri dari pengantar, argumen dari setiap tim yaitu tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral serta kesimpulan. Nah, agar kamu bisa memahami teks debat lebih jelas, coba deh, kamu baca beberapa contoh teks debat dengan berbagai tema berikut ini. 

 

1. Contoh Teks Debat tentang Penerapan Full Day School

Moderator:

Penetapan ketetapan pemerintah bertanya sudah tersebar di mana mana mengenai penerapan full day lagi sekolah telah memunculkan dan mengejutkan banyak pihak terutama orang tua siswa.

Ada yang mendukung dan menanggapi secara positif, dan ada juga komentar negatif yang menolak. Sehingga hal tersebut tentunya membuat kita berpikir, apakah Indonesia sudah tepat menerapkan full day school untuk semua tingkat pendidikan?

 

Tim Afirmasi:

Kami sebagai pihak yang afirmasi yang menyetujui keputusan pemerintah mengenai penerapan full day di sekolah beranggapan bahwa hal tersebut dinilai sebagai hal yang baik. Adanya penerapan full day school dirasa mampu membuat siswa-siswa belajar secara optimal, tentu dengan diawasi langsung oleh guru pembimbing mata pelajarannya.

 

Tim Oposisi:

Kami dari tim oposisi menolak ketetapan tersebut, penerapan full day school perlu dipikirkan secara matang. Sebagai anak-anak, mereka juga membutuhkan waktu untuk mengembangkan diri sendiri dan bersosialisasi dengan keluarga maupun di lingkungan masyarakat di luar jam sekolah.

 

Tim Netral:

Siswa memang masih sangat butuh bimbingan dari pihak sekolah maupun keluarga. Ilmu yang dipelajari di sekolahan memang menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi siswa. Tidak hanya sekedar ilmu di sekolah, tetapi begitu pula dengan kegiatan bersosialisasi di dalam keluarga dan lingkungan masyarakatnya. Jadi, kami juga harus pintar-pintar membagi waktu, ilmu dan pengalaman di masa muda tidak hanya didapatkan hanya di sekolah saja.

 

Kesimpulan:

Berdasarkan argumen yang telah dikemukakan oleh tim afirmasi, tim posisi, dan tim netral, kesimpulan yang bisa kita ambil dari penerapan full day school untuk semua tingkat pendidikan bisa mengoptimalkan belajar siswa. Semakin banyak siswa menghabiskan waktu di sekolah, maka akan membuat waktu untuk mengembangkan diri baik itu dalam keluarga dan lingkungan masyarakatnya semakin sedikit. Sehingga, apabila full day school diterapkan maka siswa harus mampu untuk membagi dan mengatur waktunya.

 

2. Contoh Teks Debat tentang Pengguna Bahasa Asing Mengikis Rasa Nasionalisme

 

Moderator:

Bapak dan Ibu Guru, serta para peserta diskusi yang berbahagia.

Siang ini akan segera kita mulai debat siswa SMA tingkat provinsi ini. Telah berada di ruang ini pihak afirmasi dan pihak posisi. Tema pilihan siang ini adalah Penggunaan Bahasa Asing Mengikis Rasa Nasionalisme. Untuk itu, kepada kedua tim untuk mempersiapkan diri, mendiskusikan tema tersebut. Waktunya selama tiga menit.

Baiklah, waktu sudah habis. Sekarang, waktu saya berikan kepada tim afirmatif untuk menyampaikan pendapatnya selama tiga menit.

 

Tim Afirmatif:

Terima kasih, Saudara Moderator

Dalam teks sumpah pemuda ada satu bagian yang menyatakan bahwa kita semua sebagai bangsa Indonesia telah mengakui bahasa Indonesia yang satu, yaitu bahasa Indonesia. pernyataan para pemuda pejuang Indonesia pada tahun 1928 itu berpengaruh besar terhadap perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Dan itu terbukti bahwa bahasa Indonesia mampu mempersatukan bangsa Indonesia untuk berjuang melawan penjajah. Hasilnya dapat dirasakan. Indonesia merdeka. Itu artinya, bahasa Indonesia harus dihormati dan menjunjung tinggi keberadaaan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia telah membnagkitkan rasa nasionalisme.

Dari hal diatas, kami berpendapat bahwa penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari dapat mengikis rasa nasionalisme. Sbab, orang Indonesia akan mengabaikan bahasa Indonesia. Bila di kantor, atau bahkan di sekolah menggunakan bahasa asing, lama-kelamaan bahasa Indonesia akan hilang dari peredaran. Itu berarti kita telah melupakan sejarah seperti yang saya sampaikan di atas. Padahal, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Dan itu, merupakan bukti bahwa kita telah kehilangan rasa nasionalisme.

Kedua, orang Indonesia akan berkurang merasa bahwa mereka bagian dari bangsa Indonesia. Berarti tidak ada rasa nasionalisme pada diri mereka. Bangsa Indonesia masih sangat memerlukan bahasa Indonesia sebagai pengikat rasa nasionalisme. Sebabnya, di Indonesia, ada banyak suku yang masing-masing mempunyai bahasa sendiri. Di Papua, misalnya masih banyak warga suku yang belum dapat berbahasa Indonesia. Mereka masih perlu dikenalkan dengan bahasa Indonesia agar merasa sebagai bangsa Indonesia

Ketiga, penggunaan bahasa asing akan mengikis kecintaan pemuda Indonesia terhadap bahasa Indonesia. mereka lebih senang menggunakan bahasa asing karena penggunaan bahasa asing mereka anggap dapat menaikkan gengsinya, dianggap intelek. Awalnya hanya sedikit istilah asing yang digunakan. Lama-lama semuanya menggunakan bahasa asing. Akhirnya, bahasa Indonesia akan hilang dari negara Indonesia. Padahal, bahasa menunjukkan bangsa.

Oleh karena itu, untuk berkomunikasi sehari-hari di Indonesia kita tak perlu menggunakan bahasa asing, itu berbahaya karena dapat mengikis rasa nasionalisme kita.

 

Moderator:

Demikian pendapat dari afirmatif. Sekarang waktu saya berikan kepada pihak oposisi. Waktunya tiga menit.

 

Tim Oposisi:

Terima kasih, Saudara Moderator.

Saya setuju dengan fakta sejarah bahwa bahasa Indonesia berperan penting dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Tetapi dalam perkembangannya, sekarang ini kita hanya berkomunikasi dengan orang Indonesia walaupun di dalam Negara Indonesia. Maka, perlu sekali diupayakan orang-orang Indonesia dapat berbahasa asing sehingga sehari-hari orang Indonesia dapat juga berkomunikasi dengan warga asing. Dan kita tidak perlu khawatir karena penggunaan bahasa asing akan mengikis rasa nasionalisme. Ada beberapa alasan yang menguatkan pendapat di atas.

Pertama, rasa nasionalisme tidak akan terkikis hanya karena kita menggunakan bahasa asing di Indonesia. Buktinya, pejuang kita dahulu, Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir, mereka itu tidak hanya menguasai Bahasa Indonesia tetapi juga bahasa Belanda. Tetapi, rasa nasionalisme pejuang kita itu tidak perlu diragukan lagi.

Kedua, rasa nasionalisme tidak harus ditumbuhkan dengan penguasaan bahasa Indonesia saja. Banyak cara lain untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di negeri ini. Di sekolah dapat diadakan pendidikan bela negara atau melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan itu, saya kira akan lebih tepat untuk menjaga rasa nasionalisme.

Ketiga, dan ini juga penting. Menguasai bahasa asing akan membuka lebar kesempatan mendapatkan pekerjaan. Kalau pemuda Indonesia mempunyai kesempatan bekerja berarti kehidupannya semakin baik dan sejahtera. Rakyat suatu negara yang sejahtera tidak akan berpaling kepada negara lain. Rasa nasionalisme tidak terkikis. Negara-negara yang warganya tidak sejahtera akan pergi dari negaranya dan meminta perlindungan. Ada orang-orang yang meminta perlindungan ke Australia, ke negara-negara di Eropa, itu karena negaranya merasa tidak sejahtera.

Itulah sebabnya kami bertahan bahwa penggunaan bahasa asing itu perlu dilakukan. Dan saya yakin penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari tidak akan mengurangi rasa nasionalisme.

 

Moderator (Penutup dan Kesimpulan):

Berdasarkan argumen yang telah dikemukakan oleh tim afirmatif dan tim oposisi, kesimpulan yang dapat kita ambil bahwa bahasa Indonesia tidak akan terkikis dengan diperkuat pembelajaran bela negara sehingga bahasa Indonesia tetap kokoh digunakan masyarakat dalam menghadapi persaingan dengan bahasa asing. Selain itu, bahasa asing juga perlu dipelajari agar kita sebagai warga negara Indonesia bisa terhubung dengan bangsa lainnya dan memberikan manfaat dan mensejahterakan masyarakat.

 

3. Contoh Teks Debat “Masih Perlukah Perpustakaan?”

Moderator:

Selamat pagi teman-teman semuanya, terima kasih atas kehadirannya. Pada kesempatan yang berbahagia ini kita semua akan membahas tentang keberadaan perpustakaan yang semakin tergeser. 

Tim Afirmasi:

Kami berpendapat bahwa keberadaan internet memang menggeser posisi dari perpustakaan. Terlebih lagi, internet menyediakan sumber informasi yang sangat melimpah dan dapat diakses dengan waktu yang sangat cepat. Selain itu, kita tidak perlu repot untuk mengunjungi perpustakaan atau membeli buku untuk mencari informasi. Jadi, menurut kami, internet lebih efektif untuk mencari informasi jika dibandingkan dengan perpustakaan.

Tim Oposisi:

Kami tidak setuju dengan pendapat dari tim afirmasi, menurut kami perpustakaan merupakan sumber ilmu yang tidak bisa kita lupakan begitu saja. Perpustakaan juga menjadi tempat penyedia informasi yang kredibel karena sudah melalui berbagai macam proses sehingga sangat terjamin valid. Hal ini berbanding terbalik dengan informasi di internet yang belum tentu terbukti kebenaran informasinya.

 

Baca juga: Apa itu Teks Debat? Pelajari Ciri, Unsur, Jenis, Struktur, dan Kaidah Kebahasaannya

4. Contoh Teks Debat “Penyerapan Kosakata Bahasa Asing Bukti Ketidakmampuan Bahasa Indonesia dalam Berinteraksi dengan Bahasa Lain”

Moderator:

Selamat siang,

Siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antara Tim Afirmasi dari SMA Pembangunan Jaya, Tim Oposisi dari SMK Nusantara, Serta Tim Netral dari MA Al-Ikhlas. Pagi ini kedua tim debat akan berdebat tentang “Penyerapan Kosakata Bahasa Asing Bukti Ketidakmampuan Bahasa Indonesia dalam Berinteraksi dengan Bahasa Lain.”

Sebelum melaksanakan debat, saya akan membacakan tata tertib debat sebagai berikut.

Selanjutnya saya akan memberikan kesempatan kepada juru bicara setiap tim memperkenalkan.

 

Tim Afirmasi: (memperkenalkan diri)

 

Tim Oposisi: (memperkenalkan diri)

 

Tim Netral: (Memperkenalkan diri)

 

Moderator:

Dewasa ini bahasa Indonesia terus berkembang dan mulai diakui sebagai bahasa internasional. Namun, dalam perkembangannya terbukti bahwa Indonesia banyak menyerap kosakata asing. Untuk berkembang, bahasa Indonesia sangat tergantung pada bahasa asing. Bahkan, ada yang beranggapan bahwa kosakata Indonesia karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.

Anggapan inilah yang akan kita bahas dalam debat kali ini. untuk putaran pertama saya persilahkan secara bergantian Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral menyampaikan pendapatnya.

 

Tim Afirmasi:

Saya setuju bahwa kosakata bahasa asing masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak dan hubungan antar bahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing yang kemudian dibakukan bahwa Indonesia bergantung pada bahasa asing, juga membuktikan bahasa Indonesia sulit untuk dipakai berkomunikasi tanpa bantuan kosakata asing.

Dengan masuknya kosakata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dengan baik sehingga proses transfer ilmu pengetahuan berjalan dengan cepat. Bukti bahwa Indonesia tidak berdaya untuk berinteraksi antar bahasa dapat kita lihat pada penggunaan kata vitamin, yang diserap kosakata asing yang jika dijelaskan dengan bahasa Indonesia belum tentu pelaku bahasa mengerti. Namun dengan kosakata serapan dari bahasa asing, hal tersebut mempermudah kita dalam pelafalan, pemahaman, sekaligus menjadi lebih mudah. Tanpa bantuan bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia belum mampu menunjukkan eksistensinya dalam interaksi antarbahasa.

Banyak kosakata bahasa serapan dari bahasa asing sehingga peran bahasa Indonesia masih diragukan. Banyak orang yang lebih familiar dengan kosakata serapan dari bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, saya tetap setuju bahwa kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia membuktikan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.

 

Tim Oposisi:

Saya tidak setuju jika bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia terjadi karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Kosakata bahasa asing masuk ke dalam bahasa Indonesia hanya digunakan sebagai persamaan kata yang bagi sebagian orang lebih mudah dipahami. Namun, pada intinya dalam bahasa Indonesia itu sendiri, telah ada kosakata asing tersebut. Misalnya, kata snack lebih sering didengar di kalangan masyarakat. Dalam bahasa Indonesia, snack berarti makanan ringan. Dengan demikian, masuknya kosa kata asing hanya sebagian kalangan.

Bahasa Indonesia mampu untuk berinteraksi antar bahasa karena memiliki banyak variasi kosakata. Kosakata dalam bahasa asing hanya digunakan dan dimengerti bagi kalangan tertentu saja. Namun, bahasa Indonesia, eksistensi dari bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan kosakata bahasa asing yang telah dibakukan maupun yang belum dibakukan ke dalam bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia mampu berinteraksi dengan bahasa lain tanpa bantuan dari kosakata bahasa asing dan masuknya kosakata bahasa asing dan masuknya kosakata asing bukan disebabkan karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa. Namun, hal ini terjadi karena masyarakat yang ingin selalu merasa berpendidikan tinggi dan merasa terhormat jika menggunakan kosakata bahasa asing. Dengan demikian, saya tetap tidak setuju jika kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa asing menunjukkan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.

 

Tim Netral (Penutup dan Kesimpulan):

Saya sebagai pihak netral berpendapat bahwa kemampuan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa dapat diwujudkan jika porsi penggunaan bahasa indonesia seimbang dengan kosakata bahasa asing. Apabila seseorang menggunakan bahasa asing yang telah dibakukan seperti pada kata atom, vitamin, unit. Tentunya ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing itu sudah menjadi padanan dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila penggunaan bahasa Indonesia menggunakan bahasa asing yang belum dibakukan, ini menjadi ancaman terhadap bahasa kita tercinta ini.

Penggunaan kosakata asing dalam bahasa indonesia tidak selalu diidentikkan dengan dampak negatif karena terselip hal positif, yakni dapat mempermudah kegiatan komunikasi, khususnya dalam tuturan yang ada didalamnya bahasa asing yang terasi lebih akrab di telinga dengan padanan bahasa indonesianya.

Namun diharapkan adanya sosialisasi pedoman bahasa Indonesia secara intensif agar identitas kosakata bahasa Indonesia tidak terkikis oleh kosakata bahasa asing. Kelak, diharapkan tidak lagi terdapat wacana bahwa kosakata bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Indonesia sendiri.

5. Contoh Teks Debat “Masih Efektifkah Ujian Nasional?”

Moderator:

Selamat siang, topik debat kali ini adalah tentang Ujian Nasional di Indonesia. Pada kesempatan hari ini, kita akan membahas tentang penting tidaklah ujian nasional diadakan? Baik, kita sudah bersama 6 orang yang akan berkomentar mengenai masalah ini. Baik, silahkan Saudara peserta pernama untuk menyampaikan pandangannya terkait UN.

 

Tim Afirmatif 1:

Saya setuju. Menurut saya, bagaimanapun standar mutu pendidikan haruslah tetap ada. UN boleh tetap ada, namun ada pekerjaan rumah bagi kita semua (pemerintah, sekolah, orang tua, murid, dan lingkungan) untuk turut mendukung pendidikan bangsa kita. Tingkatkan kualitas belajar siswa. Peran guru dalam mengajar lebih ditingkatkan, baik strategi maupun metode yang digunakan. Selain itu, peran serta pemerintah dan orang tua juga harus ditingkatkan.

 

Tim Oposisi 1:

Saya tidak sependapat dengan pernyataan Afirmatif 1 karena dalam kenyataannya pelaksanaan UN setiap tahun selalu mengalami kecacatan dan hasil nilai UN tidak menjamin keberhasilan suatu pendidikan. Apa hasil UN juga berlaku untuk siswa lulusan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)? Tidak kan? Mesti tidak lulus UN, mereka masih bisa mendaftar kuliah di luar negeri.

 

Moderator:

Baik, kepada peserta Afirmatif 2, apakah Anda sependapat dengan peserta Oposisi 1 yang mengatakan bahwa nilai ujian tidak menjamin keberhasilan suatu pendidikan?

 

Tim Afirmatif 2:

UN itu penting. Dengan adanya UN yang memiliki cut off point sebagai standar kelulusan sebuah institusi pendidikan, dalam hal ini adalah sekolah, guru, siswa, orang tua siswa akan berusaha supaya mereka mampu mencapai standar kelulusan tersebut. Hal ini tentu akan menjaga kualitas standar pendidikan di Indonesia. Bayangkan jika tidak ada UN sebagai standar kelulusan? Tentu institusi tidak akan memiliki motivasi untuk meningkatkan standar pendidikan. Selain itu, manfaat lain adanya UN adalah sebagai berikut.

 

  • Penetapan mutu satuan atau program pendidikan di seluruh Indonesia
  • Seleksi masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau berikutnya
  • Pertimbangan penentuan kelulusan peserta didik dari satuan atau program pendidikan
  • Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan atau program pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan untuk mencapai tingkat kelulusan tertentu.

 

Tim Oposisi 2:

Apa yang disampaikan oleh peserta Afirmatif 2 adalah hal yang sangat ideal dan hanya bisa dikerjakan di sekolah-sekolah perkotaan dengan sumber daya yang memadai. Apakah adil menggunakan UN sebagai standar kelulusan pada lembaga pendidikan yang ada di daerah-daerah terpencil dengan sumber daya minim? Masih adilkah menggunakan UN sebagai standar kelulusan yang faktanya terdapat kesepanjangan sumber daya antara institusi pendidikan di kota dan di daerah?

 

Tim Afirmatif 3:

Saya sangat menyesalkan pemikiran teman-teman semua tentang kontroversi UN terutama yang berpikir untuk menghapuskan UN. Mengapa? Sekali lagi saya tegaskan UN sangat penting sebagai standar kelulusan, Untuk menjaga suatu sistem, wajib diperlukan suatu standar untuk sistem pendidikan. Saya sadar bahwa pelaksanaan UN memang banyak kekurangannya, tetapi menghapuskan UN pun bukan solusi yang tepat. Adapun solusi yang tepat adalah dengan meningkatkan kualitas UN itu sendiri, baik dari segi jenis soal, teknik pelaksanaan, pengawasan, dan lain-lain. Tujuan akhirnya adalah UN yang diterapkan di Indonesia mampu menilai semua aspek pembelajaran siswa, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotornya. Itu tugas kita semua.

 

Tim Oposisi 3:

Saya hampir setuju dengan pendapat Afirmatif 3, tetapi pada prakteknya, seideal apapun UN yang diterapkan dengan nilai cut off point yang ditetapkan sebagai standar pendidikan tetap memiliki kelemahan-kelemahan yang signifikan. Salah satu contoh kelemahan UN yang paling dominan adalah proses KBM di sekolah teredukasi menjadi sekedar teaching to the test atau mengajar apa yang diteskan dalam UN semata. Jadi, solusi yang paling baik adalah meniadakan UN dan menggantinya dengan standar kelulusan yang baru. Standar kelulusan tersebut tidak mungkin diterapkan secara nasional karena sumber daya yang tidak merata. Akan lebih baik jika standar kelulusan tersebut menjadi sifat regional. Kemudian, standar kelulusan yang baru tersebut tidak bersifat “ujian” sehingga tidak akan ada lagi proses pembelajaran yang bersifat teaching to the test. Proses pembelajaran akan bersifat lebih terbuka sehingga memotivasi kreativitas siswa.

 

Moderator (Penutup dan Kesimpulan):

Baiklah, mari kita akhir kita kali ini. Kami sepenuhnya memberikan kebebasan kepada hadirin untuk menentukan mana yang benar. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih banyak kepada kedua belah pihak yang sudah datang dalam acara ini. Saya mohon maaf jika ada salah kata, selamat siang.

[IDN] CTA Blog Kelas Gratis Brain Academy Online

6. Contoh Teks Debat tentang Kenakalan Remaja

Moderator:

Selamat siang, saudara-saudara sekalian, terima kasih atas kedatangannya. Pada kesempatan hari ini kita akan membahas tentang kenakalan remaja yang makin marak terjadi.

 

Tim Afirmasi:

Menurut kami, kenakalan remaja kebanyakan terjadi karena kurangnya perhatian dari orang tua yang mungkin terlalu sibuk dalam pekerjaannya. Hal ini berakibat pada kondisi mental anak yang merasa kurang diperhatikan. Selain itu, kenakalan remaja juga bisa terjadi akibat permasalahan pribadi diri orang tua yang mungkin belum selesai di masa lalu, kemudian terbawa kepada sang anak. 

 

Tim Oposisi:

Kami kurang setuju jika faktor utama kenakalan remaja adalah kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orangtua. Karena sebenarnya orang tua telah menunjukkan kasih sayang itu sebaik mungkin, namun kerap disalahartikan oleh anak. 

Ketika hal ini terjadi, anak akan merasa asing dan mulai memberontak. Bahkan, ia juga merasa tidak didengar. Meskipun begitu, kenakalan remaja harus disadari oleh anak itu sendiri agar lebih memahami dirinya. 

 

Kesimpulan:

Kurangnya perhatian orangtua bukanlah satu-satunya alasan mengapa kenakalan remaja terjadi. Selain kebutuhan bimbingan dari orang tua, seorang anak harus bisa memahami dan saling terbuka kepada orangtuanya. Hal ini juga membantu anak dalam mengatasi masalah yang dihadapi di lingkungan eksternalnya.

 

Baca juga: Perbedaan Kritik Sastra dan Esai dari Ciri, Struktur, dan Contohnya

 

7. Contoh Teks Debat tentang Pengaruh Sosial Media di Lingkungan Sekolah

Moderator: 

Terima kasih atas kehadiran rekan-rekan pada siang ini. Hari ini, kita akan membahas pengaruh penggunaan media sosial di lingkungan sekolah. Grup A adalah tim yang mendukung penggunaan media sosial bagi pelajar dan grup B yang menolak hal tersebut.

 

Afirmasi: 

Seperti yang kita ketahui bersama, di era yang serba digital ini, jarak dan waktu bukanlah sebuah halangan. Media sosial telah menjembatani perbedaan tersebut. Melalui media sosial, siswa dapat membangun komunitas belajar dengan mudah. Hal ini tentunya dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan siswa tanpa khawatir akan perbedaan jarak dan waktu.

 

Oposisi:

Saya kurang setuju dengan pendapat tim afirmasi. Pada kenyataannya, siswa akan dengan mudah teralih pada hal yang lain selain belajar. Contohnya saja menggunakan media sosial tersebut untuk berkomunikasi secara pribadi alih-alih belajar. Selain itu, media sosial akan melemahkan interaksi sosial para pelajar di dunia nyata. Mereka akan sibuk dengan gawai dan media sosial masing-masing, serta tidak memperhatikan lingkungan sekitar.

 

Afirmasi:

Saya kurang setuju dengan pendapat tim oposisi yang menyatakan bahwa media sosial melemahkan interaksi sosial para pelajar di dunia nyata. Justru media sosial dapat membangun kepercayaan diri para pelajar yang mungkin tidak mereka miliki di dunia nyata. Melalui media sosial, para pelajar tersebut bebas berargumentasi dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada media sosial. Hal tersebut tentu akan menambah kepercayaan diri mereka.

 

Oposisi: 

Saya ingin menanggapi pernyataan dari tim afirmasi. Memang benar para pelajar yang cenderung kurang berani dalam mengemukakan pendapat akan dapat membangun kepercayaan diri di media sosial. Akan tetapi, hanya dalam lingkup media sosial.

Sedangkan kita hidup di dunia nyata. Lalu, buat apa itu semua? Terlebih lagi jika pelajar tersebut menjadi bergantung pada media sosial yang pada akhirnya akan berimbas pada kecanduan terhadap media sosial. Hal ini tentu akan mengganggu pola interaksi antarindividu di dunia nyata.

 

Afirmasi: 

Kecanduan terhadap media sosial dapat diatasi dengan menerapkan aturan yang tegas tentang waktu untuk mengakses media sosial. Bukan hanya media sosial yang berpotensi untuk membuat candu, banyak hal lain juga dapat membuat seseorang bisa kecanduan.

Akan tetapi, hal tersebut dapat diminimalisasi. Singkatnya, tim kami percaya bahwa penggunaan media sosial memiliki banyak dampak positif jika digunakan secara tepat, seperti menumbuhkan rasa percaya diri seseorang, menambah pertemanan, dan membentuk suatu komunitas belajar. Hal ini dapat terwujud jika diimbangi dengan pengawasan dari orang tua dan guru secara bersinergi.

 

Oposisi: 

Memang kecanduan terhadap media sosial dapat diatasi dengan penerapan aturan yang tegas. Akan tetapi, apakah Anda yakin aturan tersebut benar-benar akan berjalan sesuai harapan? Pada akhirnya, tim kami, yaitu tim oposisi tetap beranggapan bahwa penggunaan media sosial di lingkungan sekolah tidak membawa dampak yang baik karena para pelajar tersebut akan fokus pada dunia maya dan melupakan tujuan awal mereka menggunakan media sosial.

Selain itu, media sosial juga dapat menimbulkan rasa candu. Para siswa akan merasa gelisah ketika tidak mengakses media sosial. Pada akhirnya, mereka akan sibuk dengan media sosial dan mulai lupa waktu, sehingga mereka melupakan tugas utama, yaitu belajar.

 

8. Contoh Teks Debat tentang Covid-19

Moderator

Selamat siang! Pada hari ini tema debat yang akan dibahas mengenai Covid-19. Covid-19 sempat membekukan segala aktivitas di luar rumah. Kegiatan harus dialihkan di dalam rumah dan membuat kita yang terbiasa bertemu orang lain harus dilakukan secara online.

 

Tim Afirmasi

Penggunaan vaksin merupakan satu di antara cara dan anjuran pemerintah untuk meminimalkan dan mengobati pengidap COVID-19. Jadi, sebagai warga negara yang baik, kita harus mematuhi aturan pemerintah agar terhindar dari COVID-19. Hal lain yang tak kalah penting juga adalah edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksin bagi kesehatan. Karena vaksin sendiri memiliki sifat yang dapat mencegah masuknya virus ke dalam tubuh.

 

Tim Oposisi

Aturan pemerintah tentang penggunaan vaksin memang menjadi hal yang sangat ditunggu masyarakat untuk mengatasi problem COVID-19. Namun, tidak semudah itu, banyaknya jenis vaksin yang digunakan tentu menjadi tanda tanya tersendiri bagi masyarakat. Hal ini tentu wajar terjadi, mengingat tidak sedikit masyarakat yang setelah menggunakan vaksin malah jadi tidak enak badan.

Selain itu, kita tidak tahu berapa lama proses riset terhadap vaksin yang disuntikkan pada tubuh kita. Apakah adanya vaksin hanya untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat atau benar-benar memberikan kualitas yang baik.

 

Kesimpulan

Setiap cara yang dilakukan untuk menghadapi covid-19 adalah sesuatu yang baik. Apalagi pemerintah juga memudahkan kita dengan memberikan vaksin gratis. Meskipun demikian, menjaga kesehatan tubuh secara alami dengan mengonsumsi makanan sehat juga tak kalah penting. Jadi, semuanya harus bisa seimbang ya.

 

Baca juga: Strategi Mengerjakan Soal Literasi Bahasa Indonesia UTBK/SNBT

9. Contoh Teks Debat tentang “Perlukah vaksinasi booster COVID-19?”

Moderator

Pemerintah telah memulai program vaksinasi COVID-19 dosis ketiga (booster) sejak Januari 2022 melalui surat edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (booster). Program vaksinasi booster ini diberikan kepada masyarakat dengan usia 18 tahun ke atas dan telah mendapatkan vaksin kedua dengan jangka waktu lebih dari enam bulan. Lalu, pentingkah pemberian vaksinasi booster COVID-19 ini?

 

Tim Afirmasi: 

Pemberian vaksinasi booster COVID-19 tentu sangat penting. Vaksinasi lanjutan ini bertujuan untuk meningkatkan antibodi terhadap virus COVID-19. Menurut sebuah hasil penelitian, antibodi akan menurun setelah enam bulan mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis primer. Vaksinasi booster juga berguna untuk mengantisipasi apabla tubuh tidak merespons dua dosis pertama yang diterima. 

Hal ini berdasarkan fakta bahwa ada orang yang memiliki kondisi gangguan imun serius dan tidak menerima dengan baik dua dosis awal. Selain itu, seiring dengan berjalannya waktu, kekebalan yang terbentuk mulai berkurang, menurun, atau bahkan menurun. Fakta yang ada, saat ini bukti menunjukkan vaksin bertahan dengan dengan sangat baik untuk melindungi dari penyakit parah, rawat inap, atau bahkan kematian. 

Dengan begitu, pemberian vaksinasi booster ini sangat penting selama kita masih menghadapi pandemi COVID-19.

 

Tim Oposisi

Ya, memang pemberian vaksinasi COVID-19 memang penting dilakukan saat kita masih menghadapi pandemi. Tetapi, kami rasa pemberian vaksinasi dosis lanjutan ini tidak terlalu penting bagi masyarakat. Menurut European Medicine Agency (EMA), vaksin booster bukanlah cara yang tepat untuk menangani pandemi.

Terlalu banyak suntikan vaksin COVID-19 dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan malah membuat kita lebih sering sakit. Lebih lagi, jika sudah banyak masyarakat yang sudah divaksin dua kali dan pernah terkena COVID-19, lama kelamaan akan terbentuk herd immunity.

Dengan begitu, kita akan beradaptasi dengan adanya virus ini, bukannya terus menghalanginya dengan vaksin, karena virus akan terus bermutasi.

 

Tim netral: 

Vaksinasi booster COVID-19 sangat penting dilakukan untuk mencegah kita dari mutasi virus corona, terlebih performa dua dosis sebelumnya akan menurun seiring berjalannya waktu. Akan tetapi, terbentuknya herd immunity juga sangat perlu diperhatikan mengingat sudah banyaknya warga masyarakat yang divaksin dan pernah terkena virus tersebut.

-–-

Dari contoh teks debat di atas terlihat jelas bahwa seseorang yang melakukan debat harus memahami betul tentang topik yang akan disampaikan. Hal ini agar pembahasan tidak keluar dari topik yang dibicarakan.

Btw, sudah mau PTS nih, yuk belajar bareng STAR Master Teacher di Brain Academy. Bisa coba kelas gratis di cabang terdekat dari rumah kamu!

[IDN] CTA Blog Kelas Gratis Brain Academy Online

Referensi:

Suherli, dkk. 2013. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(Diakses 17 Februari 2023)

Nurul Hidayah

https://www.brainacademy.id/blog/contoh-teks-debat