Inner Child: Pengertian, Ciri, Penyebab & Cara Mengatasinya

inner child

Setiap orang punya sisi kekanakan atau inner child. Sayangnya inner child ini bisa terluka dan mempengaruhi kehidupan seseorang ketika dewasa. Apa sih inner child itu? Yuk, baca penjelasannya!

Media sosial memang selalu bisa membuat kita belajar banyak ilmu dan istilah-istilah baru, ya. Setelah kemarin ramai dibahas soal manifesting, sekarang ada istilah baru lagi yaitu inner child. Katanya, di dalam diri kita itu masih ada sosok anak kecil yang nggak ikut tumbuh dewasa. Banyak juga yang membahas kalau inner child kita bisa terluka dan mempengaruhi sikap kita ketika dewasa. Hm, jadi penasaran ya apa sih inner child itu? Yuk kita bahas pengertian, tanda inner child kamu terluka, penyebab, dan cara mengatasinya!

 

Apa Itu Inner Child? 

Inner child adalah istilah yang merujuk pada bagian dalam diri seseorang yang masih bersifat seperti kenakan atau seperti anak kecil. Jadi, meskipun kita sudah bertumbuh dewasa, inner child tidak ikut tumbuh dewasa. Bagian anak kecil dalam diri kita memegang ingatan, emosi dan pengalaman yang kita alami saat masih kecil, baik itu ingatan baik ataupun buruk.

Setiap orang punya inner child dalam dirinya, dengan kondisi yang berbeda-beda pastinya. Hal ini karena kita semua tumbuh dengan cara yang berbeda, di lingkungan yang beda, dan pengalaman yang kita lalui juga berbeda-beda.

Karena inner child dalam diri setiap orang berbeda, ada orang-orang yang tumbuh dengan inner child yang terluka. Inner child yang terluka merupakan kondisi bagian anak kecil dalam diri kita menggenggam ingatan, emosi, dan pengalaman masa kecil yang terluka atau trauma. Luka-luka ini bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan kita misalnya, harga diri, cara kita berinteraksi, hubungan kita dengan orang lain, dan lain sebagainya.

Kenapa sih tahu soal inner child penting? Dengan mengenal dan mengetahui kondisi inner child, kita bisa memperbaiki hubungan dengan diri sendiri, mengatasi trauma atau luka masa kecil, meningkatkan rasa percaya diri, dan semakin memahami apa yang kita inginkan dan butuhkan.

 

Baca juga: Penyebab dan Tanda Kamu Orang yang FOMO, Hati-Hati!

 

Apa Penyebab Inner Child Terluka?

Inner child yang terluka dapat berasal dari pengalaman negatif semasa kecil. Berikut adalah beberapa penyebab inner child terluka:

  • – Kehilangan orang tua atau keluarga terdekat
  • – Kekerasan fisik, emosional, seksual, verbal
  • – Diabaikan
  • – Penyakit serius
  • – Bencana alam
  • – Bullying
  • – Perceraian
  • – Kekerasan dalam rumah tangga

Masih banyak penyebab lainnya yang bisa membuat inner child terluka. Setiap orang bisa memiliki penyebab luka yang beda-beda, ya. Mengetahui penyebab dan sumber luka inner child dapat membantu dalam proses penyembuhan dan pemulihan. 

 

Baca juga: Benarkah Impian Kita Dapat Terwujud dengan Manifesting?

 

Tanda Inner Child Kamu Terluka

Inner child yang terluka dapat memberi dampak pada diri kita saat dewasa. Berikut adalah ciri-ciri atau tanda inner child-mu terluka: 

  • – Rasa takut dan cemas berlebih yang berkelanjutan: takut menghadapi situasi baru, takut ditolak, takut diabaikan, takut menjalin hubungan, dan merasa tidak aman. 
  • – Merasa tidak berdaya: merasa sulit mengatasi tantangan dalam hidup, merasa tidak mampu mengendalikan emosi, dan rentan mendapat pengaruh negatif.
  • – Merasa rendah diri: merasa tidak berharga, tidak pantas bahagia, tidak bisa mencapai kesuksesan, dan rasa malu yang susah diatasi. 
  • Trust issue: mudah curiga, sulit percaya, takut dikhianati, sulit membuka diri, dan membangun dinding emosional.
  • – Sulit mengungkapkan emosi secara sehat, sulit mengenali dan mengelola emosi.
  • – Impulsif & maladaptif: kecanduan, kebiasaan merusak diri sendiri, pola perilaku yang tidak sehat
  • – Ingin menyenangkan semua orang dan sulit membuat batasan
  • – Terlalu sering mengkritik diri sendiri

Ciri-ciri di atas merupakan ciri-ciri umum inner child seseorang terluka. Perlu diingat, setiap orang memiliki tanda dan respons yang berbeda, jika kamu ingin lebih tahu tentang inner child kamu, konsultasikan dengan profesional, ya.

 

Baca juga: Karakteristik Gen Z, Generasi yang Dianggap Manja oleh Orangtua

 

Bagaimana Cara Mengatasi Inner child yang Terluka? 

Seperti yang disebutkan di atas, inner child yang terluka memberi dampak baik bagi seseorang ketika beranjak dewasa. Lalu, bagaimana cara mengatasi atau menyembuhkan inner child yang terluka?

1. Menerima luka di masa lalu

Penyebab inner child kita terluka adalah banyaknya pengalaman negatif di masa lalu yang tidak bisa kita terima dan lupakan. Kita mungkin terus menyalahkan keadaan, menyalahkan diri sendiri, orang lain, dan bersikap denial. Masa lalu dan luka-luka yang kamu alami sudah terjadi dan tidak bisa diubah lagi. Hal yang bisa kamu lakukan adalah menerima dan mengakui bahwa kamu memiliki luka masa kecil. Denial membuat kita lebih sulit menerima luka dan diri sendiri. Hal ini membuat luka batin tersebut jadi sulit disembuhkan atau pulih.

 

2. Journaling 

Sederhananya, journaling adalah kegiatan menulis untuk merekam pikiran, emosi, perasaan, dan pengalaman sehari-hari. Journaling memberimu ruang untuk melepaskan beban dan emosi secara tertulis yang membantu menenangkan inner child yang terluka. Nggak cuma hal-hal di atas, kamu juga bisa menulis cerita masa kecil yang membekas dalam ingatan. 

Coba tuliskan lalu ingat lagi apa yang kamu rasakan saat itu. Coba beri pemahaman dan sudut pandangmu (sebagai orang dewasa) kepada inner child-mu yang terluka. Saat kecil, mungkin kita belum bisa berpikir seperti sekarang, sehingga banyak hal yang melukai kita. Dengan memberi pemahaman kepada inner child, semoga bisa sedikit memulihkan luka yang ada. Sesederhana memvalidasi emosi yang kamu rasakan ketika kecil, atau memberi tahu inner child-mu bahwa ia tidak sendiri karena ia selalu punya kamu.

 

3. Meditasi 

Meditasi punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan juga mental. Meditasi bisa mengurangi stres, meningkatkan konsentrasi, dan membantu kita mengelola emosi. Dengan pengelolaan emosi yang baik, kita bisa mengekspresikan emosi dengan cara yang lebih sehat. 

 

4. Lakukan hal-hal menyenangkan

Coba lakukan hal-hal yang membuatmu senang, misalnya melukis, menanam bunga, membaca komik, menonton film kartun, berenang, dan kegiatan lainnya. Inner child yang terluka berasal dari banyaknya pengalaman negatif, oleh karena itu, coba lakukan banyak pengalaman positif dan menyenangkan. Hal ini membantumu terkoneksi dengan inner child dalam kondisi yang lebih baik. 

 

5. Terapi dan dukungan profesional

Jangan ragu atau malu untuk melakukan terapi dan meminta bantuan dari profesional. Mereka bisa memberimu ruang aman, membantumu menjelajahi pengalaman masa kecil, memahami, dan mengatasi luka-luka yang ada dengan cara yang sehat untuk berinteraksi dengan inner child kita. 

Dengan terapi, kita akan lebih paham bagaimana pengalaman masa kecil memengaruhi pola pikir dan perilaku kita saat ini. Terapi ini tentu memakan waktu dan butuh proses, oleh karena itu dibutuhkan kesabaran dan komitmen untuk mengikuti setiap prosesnya. 

Setiap orang punya luka masa kecilnya masing-masing, kamu nggak sendiri. Jika kamu merasa sulit menghadapi semuanya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahlinya, ya. Semuanya nggak mudah dan butuh waktu, tapi kamu pasti bisa! 

Kalau kamu nggak percaya diri dengan kemampuanmu untuk masuk ke perguruan tinggi negeri, coba deh ngobrol bareng kakak konselor dan belajar bersama Master Teacher di Brain Academy. Jangan takut, karena kita bisa bantu mewujudkan mimpimu!

Referensi: 

Memahami Inner Child yang Menetap Hingga Dewasa [daring]. Tautan:  https://hellosehat.com/mental/inner-child/

7 Tanda Inner Child Terluka [daring]. Tautan: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2025/7-tanda-inner-child-terluka-tidak-kasat-mata-tapi-dampak-negatifnya-nyata 

8 Ways to Start Healing Your Inner Child [daring]. Tautan: https://www.healthline.com/health/mental-health/inner-child-healing#listen 

Devi Lianovanda